Mohon tunggu...
Achsani Zidni
Achsani Zidni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berawal dari Takmir menjadi Mahasiswa Mesir

15 Juni 2024   16:19 Diperbarui: 15 Juni 2024   16:53 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dyva Rizqi di depan Kampus Al-Azhar Kairo, Mesir (Sumber: Foto Pribadi)

Di tengah hiruk-pikuk kegiatan sehari-hari di Pondok Pesantren Al Amin Bojonegoro, terdapat sosok yang menginspirasi, Dyva Rizqi. Bermula sebagai santri baru yang diangkat menjadi takmir masjid, Rizqi menunjukkan dedikasi dan kerajinan luar biasa dalam menjalankan tugasnya. Selama enam tahun, ia dengan tekun melaksanakan tanggung jawabnya, dan akhirnya, usahanya membuahkan hasil. Rizqi mendapatkan beasiswa dari pesantrennya untuk melanjutkan studi di Universitas Al Azhar Kairo. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa ketekunan dan kerja keras dapat membuka pintu-pintu kesempatan yang luar biasa.

Di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Al Amin Bojonegoro, setiap harinya selalu ada kegiatan yang penuh makna dan semangat. Di antara ribuan santri yang menuntut ilmu di sana, ada satu nama yang menjadi teladan bagi banyak orang: Dyva Rizqi.

Dyva Rizqi memulai perjalanannya di pondok ini sebagai seorang santri baru yang penuh semangat dan harapan. Anak yang biasa dipanggil dengan sapaan Rizqi, pada awal kedatangannya, ia tidak langsung menonjol. Namun, dengan ketekunan dan dedikasinya, ia

menarik perhatian pimpinan pondok. Melihat potensi dan semangat yang dimiliki Rizqi, pimpinan pondok memutuskan untuk mengangkatnya menjadi takmir masjid.

Menjadi takmir masjid bukanlah tugas yang mudah. Rizqi harus mengatur jadwal shalat, memastikan kebersihan masjid, serta tetap menjaga agar hafalan al qurannya tetap terjaga dan dapat melakukan setoran tiap pagi setelah sholat subuh. Namun, Rizqi menerima tugas ini dengan penuh tanggung jawab. Setiap hari, ia bangun lebih awal untuk membangunkan teman-temannya untuk berangkat ke masjid dan memastikan semua persiapan shalat berjalan lancar. Ia juga sering terlihat membersihkan masjid hingga larut malam.

Selama enam tahun, Rizqi menjalankan tugasnya dengan konsisten. Ketekunannya tidak hanya terlihat dari tugas-tugasnya sebagai takmir, tetapi juga dalam kegiatan belajar-mengajar di pesantren. Rizqi selalu menempati sepuluh peringkat teratas dalam kelasnya dan aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

Ketekunan dan kerja keras Rizqi akhirnya membuahkan hasil. Pada tahun terakhirnya di pesantren, Rizqi mendapat kabar yang sangat menggembirakan. Ia menerima beasiswa untuk melanjutkan studi di Universitas Al Azhar, Kairo. Beasiswa ini diberikan oleh Pondok Pesantren MBS Al Amin Bojonegoro sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan prestasi yang telah ditunjukkan Rizqi selama ini.

“Kaget sih, kok bisa, kaget campur senang, karena ini merupakan impian besar sedari dulu, pengen bisa berkuliah di Timur Tengah, bisa berkuliah di Al-Azhar Kairo Mesir,” Tuturnya. “Keluarga saya juga senang dan mendukung penuh saya untuk berkuliah di timur Tengah,” Tambahnya.

Rizqi tidak pernah menyangka bahwa perjalanannya sebagai takmir masjid akan membawanya ke Mesir. "Alhamdulillah, saya merasa sangat bersyukur dan terharu," Ujar pria berkacamata itu. "Ini adalah kesempatan yang luar biasa, dan saya berterima kasih kepada semua yang telah mendukung dan mempercayai saya,” Tambahnya.

Keberhasilan Rizqi ini menjadi inspirasi bagi banyak santri lainnya di Pondok Pesantren MBS Al Amin Bojonegoro. Mereka melihat bahwa dengan ketekunan, kerja keras, dan niat yang baik, segala sesuatu adalah mungkin. Kisah Rizqi juga menunjukkan bahwa peran takmir masjid bukan hanya tugas rutin, tetapi juga bisa menjadi jalan menuju pencapaian yang lebih besar.

“Sebenere dari SMP sudah kepengen ke mesir, saya berdoa terus agar bisa kuliah di Mesir sampai SMA, eh ternyata pas SMA tepatnya kelas 3 SMA, saya pengen kuliah ke Madinah, yah siapa sangka dapatnya di mesir, yah intinya kekuatan doa yang ga keputus ini membawa saya ke Mesir, Alhamdulillah,” Katanya.

Saat ini, Rizqi sedang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Kairo, salah satu universitas tertua dan paling bergengsi di dunia Islam. Ia mengambil jurusan ushuluddin tafsir, dengan harapan dapat kembali ke Indonesia sebagai ulama yang mumpuni dan mampu memberikan kontribusi besar bagi masyarakat.

“Kehidupan di Mesir sini lebih kerasa banget ya, karena dulu kan pas di pondok deket banget sama rumah, jadi disini perasaan merantaunya kerasa banget,” Katanya. “Awal hidup disini harus menyesuaikan dulu sama makanannya, suhunya, warga lokalnya, adaptasi dulu lah ya sama kehidupan disini beda banget sama tempat asal saya dulu,” Tambah pria berkacamata itu.  

Di Kairo, Rizqi terus mengharumkan nama pesantrennya. Ia aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan keagamaan, serta sering berbagi pengalaman dan ilmu dengan teman-temannya dari berbagai negara. Rizqi selalu mengingat pesan dari para gurunya di Pondok Pesantren MBS Al Amin Bojonegoro: untuk selalu rendah hati, terus belajar, dan mengabdi kepada masyarakat.

“Harapan saya lulus dari sini, dari Al-Azhar Kairo ya semoga bisa pulang bisa bermanfaat dan bisa saling berbagi ilmu untuk orang lain dan Masyarakat, khususnya di tempat asal saya, Kedungadem, Bojonegoro,” Ucapnya.

Kisah Dyva Rizqi adalah bukti nyata bahwa tidak ada usaha yang sia-sia. Dengan ketekunan dan kerja keras, pintu-pintu kesempatan akan terbuka lebar. Dari seorang takmir masjid Pondok Pesantren MBS Al Amin di Bojonegoro, Rizqi kini menjadi mahasiswa di salah satu universitas ternama di dunia. Perjalanan hidupnya menginspirasi banyak orang dan menjadi contoh bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan dengan dedikasi dan usaha yang tulus.

Kisah Dyva Rizqi juga tidak hanya memberikan inspirasi, tetapi juga menyadarkan kita semua bahwa setiap peran dan tanggung jawab, sekecil apapun itu, memiliki makna yang besar. Melalui kisahnya, kita diajak untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan yang ada, karena siapa tahu, dari situ pintu-pintu keajaiban akan terbuka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun