Assalamualaikum.wr.wb
Hy guys.........Namaku Akhmad Mustofa biasa dipanggil James....hihihihihihi jauh banget ya guys oke aku biasa dipanggil Mustofa, Tofa, dan yang terakhir adalah nama panggilan yang aku dapet ketika aku kuliah yaitu Kang Mus ketua preman ehh ketua kelas pas waktu kuliah. Aku kuliah di IAIN MADURA dengan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial. Aku angkaan 2017 pas awal-awal kuliah aku masih serba kebingungan nyampek dikampus biasalah MABA(Mahasiswa Baru) kan emang gitu. Ini kisah hidupku guys barangkali bisa menginspirasi atau setidaknya menghiburlah guys.Â
Kala itu aku sedang merindu, merindu yang sangat menggebu, tapi sayang sepertinya rinduku seakan semu, tanpa ujung dan tak sampai pada dirimu. Saat itu aku sedang berusaha menunjukkan rasa cintaku padamu yang mana itu sudah menjadi harapanku sejak dahulu. Aku tak pernah menyangka aku akan terjebak dalam muara cinta. Karena sejak dahulu aku tak melabuhkan rasa terhadap wanita, bahkan bisa dibilang aku termasuk orang yang tak pandai dalam bercinta. Namun hal itu tak memutuskan asaku untuk mendapatkan sepucuk cinta.
Jika mengingat masa-masa dulu aku sempat tertawa jika bernostalgia dengan memori SMA. Entah mengapa, mungkin banyak hal yang tak biasa terutama dalam hal rasa aku kerap kali menciptakan rasa yang sebenernya bukan waktunya untuk dirasa oleh bocah SMA sepertiku.Â
Dan kini jenjangk telah berbeda, telah lepas dari masa-masa SMA. Ketika itu, aku berpikir bahwa aku adalah orang yang paling beruntung sedunia ketika itu. Â Karena apa? Jalanku untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dipermudah oleh yang maha kuasa. Akhirnya aku bisa kuliah walaupun aku berasal dari keluarga yang kurang berada.
Banyak sekali perjuangan orang tuaku untuk bisa melihat anaknya merasakan bangku kuliah "Terimakasih Bapak Ibuku" itu kata yang akan selalu aku ucapkan kita aku melihat kedua orang tersebut. Tapi Allah SWT adalah Dzat yang maha adil, maha melihat, dan maha mengetahui hamba-hamba yang membutuhkan pertolongan-Nya. Kembali aku dibuat terkejut oleh Allah SWT karena keinginanku untuk mendapatkan beasiswa dikabulkan oleh Allah.
Aku mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa bidikmisi dan ternyata aku diterima aku sangat bahagia sekali mendengarkan hal itu. Aku sampaikan berita bahagia ini pada orang tuaku dan merekapun sangat merasakan kebahagiaan yang sama seperti apa yang aku rasakan akhirya aku bisa sedikit meringankan beban mereka seraya mengucap Alhamdulillah atas semua yang telah Allah permudah selama ini.
Sekarang kita kembali kejalan yang benar itu hanya sebagian masa transisiku untuk bisa mengembalikan semua permasalah kepada Allah SWT. Hari pertama kuliah aku mulai masuk ke kelas dengan bawaan santay untuk menghilangkan anggapan tak baik dari teman-teman baruku. Masih diam seribu bahasa seolah tak peduli disamping kanan kiri depan belakang ada manusia atau tidak. Ketika pelajar yang lain sibuk mencari rekan aku hanya teridiam malu dan mengharapkakan ada orang yang mengajak berkenalan kepadaku. Sampai akhirnya dosen pertamaku datang dengan mengucap salam...."Assalamualaikum" dengan perasaan yang campur aduk kami berusama menjawab salam dosen pertama kami.Â
Pak Maimun namanya beliau mengampu mata kuliah Pengantar Studi Islam. Sedikit perkenalan dan kontrak belajar sudah kami lalui bersama dan dilanjutkan dengan absensi. Seketika itu suasana kelas mulai senyap karena tak ada yang mau melewatkan nama-nama yang dipanggil oleh dosen melihat sedari tadi belum ada yang menyodorkan tangannya sekedar berkenalan. Nama pertama yang dipanggil adalah Azmi Adibi sampai nama terakhir yaitu winarsih agustin. Entahlah aku akan ingat atau tidak dengan nama-nama itu. Dan dihari itu juga aku secara kebetulan ditunjuk sebagai ketua kelas, akupun terkejut mendengar namaku yang dipanggil dan dipercaya untuk mengemban tugas itu. Entahlah Pak Maimun melihatku dari sebelah mana.
Dalam sekejap suasana kembali cair seolah tak ada sekat diantara kami, selama setengah semester aku merasaka kisah pertemanan yang menurutku sangat menyenangkan. Hingga sampailah pada saat aku mulai masuk kedalam alur dari kisah ini aku menemukan sesosok wanita yang mungkin tak pernah aku temukan sebelumnya selama aku menjadi seorang laki-laki. Aku dibuat tak lancar bernafas ketika bertemu dengannya. Awalnya aku mengenalnya hanya dengan melalui telfon itupun karena dia meminta perpindahan jadwal kuliah.
Saat itu juga aku langsung berfikir untuk berterimakasih terhadap dosen yang telah mengangkatku sebagai ketua kelas. Karena jika bukan aku maka tidak mungkin dia menghubungiku walaupun hanya sekedar minta tolong. Terimakasih Pak Maimun. . . . . .sejak itu aku merasa hidupku mulai sibuk, sibuk memikirkan masa depan yang masih belum tentu kejelasannya. Hari demi hari ku lalui dengan tersenyum, entah aku tersenyum karena apa yang ku tau hanya aku sedang bahagia, iya bahagia karenanya. . . . .
Tapi yang namanya cinta tak akan sempurna jika tanpa ada halangan rintangan yang menghadang, setelah beberapa hari aku tersenyum akhirnya wajahku mulai khawatir setelah mengetahui ternyata dia lebih menyukai temanku yang berasal dari lingkungan pondok sama seperti dirinya keluaran pondok juga sangat berbeda dengan diriku yang berasal dari kalangan masyarakat biasa.
Beberapa hari kemudian aku sudah mulai mencium bau-bau PDKT diantara mereka. Akupun merasakan khawatir apa yang harusku perbuat, akhirnya menyelidiki hubungan mereka, biasalah Detektif Konon. Aku terus mencari informasi tentan mereka walaupu aku tau resikonya yang sangat menyakitkan. Benar adanya mereka jalan-jalan dan aku hanya sebagai penonton di story WA Â yang mereka pajang. Rasa sakit memang ada namun aku tetap dengan prinsipku yaitu jika tanpa ujian maka bukan cinta namanya.
Aku terus berusaha tiada henti meskipun aku tau itu sangat menyakiti diri ini, aku benar-benar diuat gila olehnya sampai pada akhir aku mulai berhasil mendapatkan hatinya tapi mungkin aku termasuk orang-orang yang berdosa ketika itu aku sempat berfikir nasib temanku itu. Tapi aku berfikir ini masalah hati jadi aku abaikan saja hihihi. . . . .maafkan diriku kawan. . Â Tapi rasa bersalahku mulai hilang karena ku dengar mulai move on dan segera unya gebetan baru. Jadi aku tetap dengan tekadku yang selalu ingin mendapatkan hatinya yang ketika itu juga hubungan mereka mulai ada jarak yang langsung aku manfaatkan olehku.Â
Aku mulai melebarkan senyumanku karena semakin besar peluangku untuk bisa mendekatinya, dan iya aku berhasil, usahaku selama ini tak sia-sia. Sejak itu aku mulai lengket dengannya, iya dia Tiena seorang dari lenteng sumenep yang selama ini aku perjuangkan cukup jauh jika dibandingkan dengan rumahku aku dari sampang. Tapi tak apalah karena cinta tak pernah mempermasalahkan hal itu.
Kala itu hari-hariku mulai diisi dengan kemesraan kemana-mana aku selalu bersamanya (Kang Mus dan Tin) nama keseharian kita. Ini adalah puncak dari kebahagiaanku aku bahkan beberapa kali membawanya bertemu orang tuaku dirumah dan aku berniat untuk mengesahkan hubungan kita. Aku memandang wajahnya dan ku lihat pancaran sinar kebahagiaan dimatanya sambil mengatakan "aku tak akan menikah kecuali denganmu" sontak aku sangat bahagia mendengar hal itu ku panggil dia dengan sebutan saying dia memanggilku dengan sebutan BEE sama dengan kata saya tapi bahasa prancis katanya. Aku tak tau ini ikatan apa, karena dia selalu bilang kita tak pacaran mungkin saja sahabatan. Dan ini yang menjadi kelemahan dari kisahku tanpa ikatan..........
Akhirnya apa yang aku takutkan benar-benar terjadi dia mulai berubah alu tak tau apa penyebabnya, jika ku bertanya jawabnya seakan sinis dan terpaksa berucap. Namun aku terus menunjukkan bahwa aku tetap menyayanginya. Tepat tanggal 21 juli 2018 aku bersama teman-temanku menuju ke rumahnya untuk merayakan ulang tahunnya yang 19 dengan membawa berbagai macam scenario yang sudah direncanakan. Namun sesampainya disana hatiku merasa terketuk dengan sikapnya yang sangat dingin sekingin kutub utara padaku. Akupun faham dengan hal itu karena beberapa hari sebelum itu dia sudah menunjukkan sikap dinginnya. Baru kali itu aku tau ada orang yang dirayain ultahnya tapi gak bahagia sama sekali keliatannya.
Sejak itu aku mulai tak bisa berfikir dengan jernih aku memikirkan bagaiman cara mengembalikan sikapnya seperti dulu lagi. Namun apa daya aku tak bisa melakukannya, bahkan dikemudian hari dia menyebarkan berita seolah-olah dia sudah tunangan padahal waktu itu tidak. Mungkin jika dulu aku mati-matian untuk mendapatkan cintanya tapi aku mendapatkan balasan yang berbeda darinya dia mati-matian untuk mengakhiri hubungan kita.
Akhirnya apa yang pernah Tiena inginkan tercapai yaitu tunangan, aku dengan ada seorang lelaki yang berniat meminangnya. Tapi yasudahlah aku berfikir saat itu bahwa dia sudah bahagia dengan hidupnya baru apalagi tanpa diriku. Tapi itu hanya fikiranku lain dihatiku, hatiku sangat hancur ketika itu lagi-lagi dia membuatku seperti orang gila.
Aku gelisah, aku kebingungan, aku sakit, aku sempat benci, tapi ya sudahlah asalkan dia bahagia akupun sedikit bahagia. Sejak aku mendengar berita tunangannya aku menamai kisahku ini sebagai "BERITA PENUNDANG DERITA" sambil berkata dalam hati "suatu saat dia akan kembali padaku" . mungkin itu sebagian dari banyaknya perjalanan hidup yang aku alami mudah-mudahan temen-temen suka dengan kisahku. TerimakasihÂ
wassalamualaikum.wr.wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H