Tapi yang namanya cinta tak akan sempurna jika tanpa ada halangan rintangan yang menghadang, setelah beberapa hari aku tersenyum akhirnya wajahku mulai khawatir setelah mengetahui ternyata dia lebih menyukai temanku yang berasal dari lingkungan pondok sama seperti dirinya keluaran pondok juga sangat berbeda dengan diriku yang berasal dari kalangan masyarakat biasa.
Beberapa hari kemudian aku sudah mulai mencium bau-bau PDKT diantara mereka. Akupun merasakan khawatir apa yang harusku perbuat, akhirnya menyelidiki hubungan mereka, biasalah Detektif Konon. Aku terus mencari informasi tentan mereka walaupu aku tau resikonya yang sangat menyakitkan. Benar adanya mereka jalan-jalan dan aku hanya sebagai penonton di story WA Â yang mereka pajang. Rasa sakit memang ada namun aku tetap dengan prinsipku yaitu jika tanpa ujian maka bukan cinta namanya.
Aku terus berusaha tiada henti meskipun aku tau itu sangat menyakiti diri ini, aku benar-benar diuat gila olehnya sampai pada akhir aku mulai berhasil mendapatkan hatinya tapi mungkin aku termasuk orang-orang yang berdosa ketika itu aku sempat berfikir nasib temanku itu. Tapi aku berfikir ini masalah hati jadi aku abaikan saja hihihi. . . . .maafkan diriku kawan. . Â Tapi rasa bersalahku mulai hilang karena ku dengar mulai move on dan segera unya gebetan baru. Jadi aku tetap dengan tekadku yang selalu ingin mendapatkan hatinya yang ketika itu juga hubungan mereka mulai ada jarak yang langsung aku manfaatkan olehku.Â
Aku mulai melebarkan senyumanku karena semakin besar peluangku untuk bisa mendekatinya, dan iya aku berhasil, usahaku selama ini tak sia-sia. Sejak itu aku mulai lengket dengannya, iya dia Tiena seorang dari lenteng sumenep yang selama ini aku perjuangkan cukup jauh jika dibandingkan dengan rumahku aku dari sampang. Tapi tak apalah karena cinta tak pernah mempermasalahkan hal itu.
Kala itu hari-hariku mulai diisi dengan kemesraan kemana-mana aku selalu bersamanya (Kang Mus dan Tin) nama keseharian kita. Ini adalah puncak dari kebahagiaanku aku bahkan beberapa kali membawanya bertemu orang tuaku dirumah dan aku berniat untuk mengesahkan hubungan kita. Aku memandang wajahnya dan ku lihat pancaran sinar kebahagiaan dimatanya sambil mengatakan "aku tak akan menikah kecuali denganmu" sontak aku sangat bahagia mendengar hal itu ku panggil dia dengan sebutan saying dia memanggilku dengan sebutan BEE sama dengan kata saya tapi bahasa prancis katanya. Aku tak tau ini ikatan apa, karena dia selalu bilang kita tak pacaran mungkin saja sahabatan. Dan ini yang menjadi kelemahan dari kisahku tanpa ikatan..........
Akhirnya apa yang aku takutkan benar-benar terjadi dia mulai berubah alu tak tau apa penyebabnya, jika ku bertanya jawabnya seakan sinis dan terpaksa berucap. Namun aku terus menunjukkan bahwa aku tetap menyayanginya. Tepat tanggal 21 juli 2018 aku bersama teman-temanku menuju ke rumahnya untuk merayakan ulang tahunnya yang 19 dengan membawa berbagai macam scenario yang sudah direncanakan. Namun sesampainya disana hatiku merasa terketuk dengan sikapnya yang sangat dingin sekingin kutub utara padaku. Akupun faham dengan hal itu karena beberapa hari sebelum itu dia sudah menunjukkan sikap dinginnya. Baru kali itu aku tau ada orang yang dirayain ultahnya tapi gak bahagia sama sekali keliatannya.
Sejak itu aku mulai tak bisa berfikir dengan jernih aku memikirkan bagaiman cara mengembalikan sikapnya seperti dulu lagi. Namun apa daya aku tak bisa melakukannya, bahkan dikemudian hari dia menyebarkan berita seolah-olah dia sudah tunangan padahal waktu itu tidak. Mungkin jika dulu aku mati-matian untuk mendapatkan cintanya tapi aku mendapatkan balasan yang berbeda darinya dia mati-matian untuk mengakhiri hubungan kita.
Akhirnya apa yang pernah Tiena inginkan tercapai yaitu tunangan, aku dengan ada seorang lelaki yang berniat meminangnya. Tapi yasudahlah aku berfikir saat itu bahwa dia sudah bahagia dengan hidupnya baru apalagi tanpa diriku. Tapi itu hanya fikiranku lain dihatiku, hatiku sangat hancur ketika itu lagi-lagi dia membuatku seperti orang gila.
Aku gelisah, aku kebingungan, aku sakit, aku sempat benci, tapi ya sudahlah asalkan dia bahagia akupun sedikit bahagia. Sejak aku mendengar berita tunangannya aku menamai kisahku ini sebagai "BERITA PENUNDANG DERITA" sambil berkata dalam hati "suatu saat dia akan kembali padaku" . mungkin itu sebagian dari banyaknya perjalanan hidup yang aku alami mudah-mudahan temen-temen suka dengan kisahku. TerimakasihÂ
wassalamualaikum.wr.wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H