Mohon tunggu...
Achmed Hibatillah
Achmed Hibatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Mahasiswa yang konsisten berjuang untuk transformasi sosial demi terciptanya masyarakat egaliter.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Melawan Feminisme Borjuis

7 Maret 2023   16:43 Diperbarui: 8 Maret 2023   09:19 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Mengubah feminisme borjuis. (Foto: KOMPAS/AMBROSIUS HARTO)

Mereka dituduh terlibat dalam upaya kudeta PKI pada tahun 1965 dan dianggap sebagai organisasi yang mengancam keamanan nasional. Hal ini menyebabkan banyak anggota Gerwani dipenjara atau diasingkan, dan gerakan perempuan di Indonesia terpaksa menanggung dampaknya.

Belakangan ini juga ada contohnya, dimana Hari Perempuan Internasional terkadang hanya menjadi pawai yang diikuti oleh banyak orang, tanpa ada tindakan konkrit untuk mendukung hak-hak perempuan. Hal ini membuat perayaan tersebut kehilangan makna pentingnya sebagai ajang untuk memperjuangkan kesetaraan gender. 

Terlebih lagi, tidak jarang terlihat elemen-elemen kelas penindas yang ikut serta dalam pawai-pawai tersebut, seakan-akan ingin merayakan kesetaraan gender sambil tetap mempertahankan posisi dominannya.

Salah satu ironi dalam perjuangan kesetaraan gender terlihat dari tindakan sejumlah perempuan di gedung DPR. Meskipun mereka sering berbicara tentang kesetaraan dan emansipasi perempuan serta pentingnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif, namun pada kenyataannya mereka terlibat dalam melanggengkan penindasan terhadap kaum perempuan, terutama buruh perempuan. 

Hal ini terlihat dari upaya mereka dalam menghambat lolosnya Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual, yang sangat penting untuk melindungi hak-hak perempuan dari kekerasan. 

Selain itu, mereka juga turut serta dalam meloloskan KUHP terbaru yang banyak dikritik karena dianggap memberikan celah untuk kriminalisasi terhadap tindakan yang seharusnya dilindungi oleh undang-undang, seperti pengguguran kandungan yang dilakukan secara mandiri. 

Semua tindakan ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara retorika dan praktik dalam perjuangan kesetaraan gender, dan memperlihatkan pentingnya kritis dalam menghadapi narasi-narasi yang terkesan kosong dari pihak-pihak yang seharusnya menjadi sekutu perjuangan hak-hak perempuan.

Perjuangan Kelas dan Perjuangan Gender

Kita perlu menyadari bahwa perjuangan kelas berhubungan erat dengan perjuangan kesetaraan gender. Kita tidak dapat mencapai kesetaraan gender tanpa menyelesaikan ketidaksetaraan ekonomi dan sosial. 

Ada banyak perempuan dan laki-laki dari kalangan bawah yang terus mengalami ketidaksetaraan gender yang parah dan hal ini tidak akan berubah tanpa perjuangan kelas yang kuat.

Untuk mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan, kita harus melakukan perubahan mendasar dalam sistem dan budaya yang telah mengakar dalam masyarakat. Kita harus menyadari bahwa diskriminasi terhadap perempuan tidak bisa diatasi hanya dengan memperjuangkan hak-hak perempuan secara terpisah dari perjuangan kelas yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun