Mohon tunggu...
Achmad Syahbana Wahyudi
Achmad Syahbana Wahyudi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Seorang Mahasiswa yang sedang menimba ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Membuat Usaha UMKM Mengalami Kondisi "Mati Suri"

14 Maret 2022   06:45 Diperbarui: 14 Maret 2022   06:49 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah sangat gencar sekali melakukan Vaksinasi Nasional yang dimana mengacu pada saat tulisan ini dibuat dari data website kemenkes.go.id Jumlah penerima Vaksin untuk Dose pertama sudah sebanyak 191,4Jt penerima yang dimana target sasarannya sebanyak 208Jt penerima, Lalu untuk Dose kedua 151,4Jt penerima. Dari data ini saja sudah dapat dilihat bahwa pemerintah serius sekali dalam mengahadapi dampak dari Pandemi saat ini.

Lalu tidak hanya dari sisi kesehatan saja yang di perhatikan dengan serius di sisi ekonomi pun juga di perhatikan yaitu Pemerintah Selama tahun 2020 saja sudah menggelontorkan uang sejumlah   Rp. 112,3T untuk sektor UMKM saja, kemudian di lanjut pada tahun 2021 sebesar Rp699,43 triliun hingga 11 Mei 2021 realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) telah mencapai Rp172,35 triliun. Realisasi anggaran sebesar 24,6% dari total anggaran tersebut meningkat Rp49,01 triliun dari realisasi triwulan I, yakni Rp123,26 triliun. Adapun sektor-sektor tersebut, yakni kesehatan sebesar Rp24,90 triliun atau 14,2% dari pagu Rp175,22 triliun, perlindungan sosial terserap Rp56,79 triliun atau 37,8% dari pagu Rp150,28 triliun, program prioritas Rp21,8 triliun atau 17,6% dari pagu Rp123,67 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp42,03 triliun atau 21,7% dari pagu Rp193,53 triliun, dan insentif usaha Rp26,83 triliun atau 47,3% dari pagu Rp56,72 triliun. Di sisi lain, percepatan penyaluran perlindungan sosial pemerintah juga tampak dari besarnya serapan anggaran itu.

Dalam penyaluran dana PEN atau dukungan UMKM secara khususnya, pemerintah harus memastikan bahwa dana dukungan dapat disalurkan secara cepat dan tepat sasaran. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kurang terintegrasinya data UMKM yang ada. Selain itu, skema dukungan UMKM melalui subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) juga perlu mendapat perhatian lebih mengingat masih banyaknya UMKM yang masih belum tersentuh layanan perbankan. Sedangkan, khusus untuk program Dukungan UMKM telah terealisasi sebesar Rp40,23 triliun atau 20,8% dari pagu sebesar Rp191,13 triliun. Realisasi untuk program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp12,8 triliun atau sebesar 88,11% dari pagu yang mencapai 15,36 triliun.

Pemerintah juga terus berupaya mendorong para pelaku UMKM untuk on board ke platform digital melalui Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), dimana hingga akhir 2020 sudah terdapat 11,7 juta UMKM on boarding.  Pada 2030 targetnya jumlah UMKM yang go digital akan mencapai 30 juta. 

Perluasan ekspor produk Indonesia bagi UMKM juga dilakukan melalui ASEAN Online Sale Day (AOSD) di 2020. Dari 64,19 juta UMKM di Indonesia, sebanyak 64,13 juta masih merupakan UMK yang masih berada di sektor informal sehingga perlu didorong untuk bertransformasi ke sektor formal. 

Dorongan UMKM untuk memanfaatkan platform digital sangat dibutuhkan apalagi pada kondisi pandemi saat ini. Pemanfaatan platform digital dapat meningkatkan efisiensi serta menambah saluran penjualan/ pemasaran sektor UMKM yang saat ini terbatas akses fisiknya dengan pelanggan/pengguna jasa.

Pandemi Covid-19 berdampak besar pada penurunan perekonomian nasional termasuk sektor UMKM. Namun, seiring menurunnya jumlah penularan Covid-19 dan berjalannya program vaksinasi menumbuhkan optimisme sektor UMKM dapat pulih pada tahun 2021 ini. 

Pemerintah sejak 2020 mengeluarkan berbagai kebijakan dalam mendukung pemulihan sektor UMKM antara lain penyaluran PEN bagi sektor UMKM, program Gernas BBI, program vaksinasi, restrukturisasi kredit, dan rencana pembentukan holding BUMN ultra mikro. 

DPR RI melalui komisi terkait perlu memberikan dukungan dan perhatian pada pemerintah dalam melaksanakan kebijakan yang diambil guna memulihkan sektor UMKM agar momentum pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 ini dapat terwujud.

Alasan saya memilih Judul " Pandemi Membuat Usaha UMKM Mengalami Kondisi Matisuri" adalah karena pada saat pandemi terjadi sektor UMKM lah yang merasakan dampak secara langsung yaitu dari sisi pendapatannya menurun drastis, penurunan jumlah pengunjung dan permintaan. 

Kemudian pada saat awal-awal pandemi berlangsung semua negara melakukan Border sehingga menghambat perputaran ekonomi yang terjadi di UMKM. Namun, hal tersebut terjadi lumayan cukup lama dan menyebabkan "kematian pada UMKM" dan pada saat masa-masa pemulihan ekonomi ini lah usaha UMKM mengalami kebangkitan seperti "Matisuri" karena pada saat pemulihan ekonomi terjadi sedikit demi sedikit dari sisi permintaan pun mulai ada dan meningkat dengan diiiringi berbagai negara di belahan dunia sudah mulai membuka Border dan Pemerintah Indonesia pun juga membuka wisata-wisatanya untung Asing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun