Seperti kejadian yang menimpa teman saya beberapa waktu lalu. Teman saya ini bergabung ke dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) jalur non ormek. Ketika itu, ada suatu acara di kampus dia yang membutuhkan banyak relawan untuk menjadi panitia.Â
Teman saya ingin bergabung dengan harapan dapat  menambah pengalaman, tetapi akses untuk mendapatkan informasi mengenai relawan acara tersebut sulit didapatkan. Karena memang teman saya bukan anggota dari ormek yang berkuasa di sana. Jadi mungkin akses informasi menjadi kurang ia dapatkan.Â
Tetapi, apakah iya, setiap mahasiswa harus bergabung dengan ormek (sebut saja ormek biru) agar mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi relawan dalam acara kampus? Padahal banyak juga mahasiswa yang beprinsip untuk merdeka tanpa berorganisasi tetapi ingin mempunyai banyak relasi.Â
Singkatnya, kesempatan mendapat pengalaman hanya dimilki oleh segelintir orang dari ormek tertentu. pola ini terjadi pada banyak kegiatan. Sangat miris, ketika mereka meneriakkan tumbangkan oligarki, tetapi mereka sendiri menciptakan oligarki kecil di kampus.
Kejadian tersebut hampir sama dengan yang terjadi di kampus saya, dimana kepanitiaan acara besar kampus banyak diisi oleh anak dari ormek biru. Sedangkan dari UKM dan ormek lain hanya diberi kuota yang sedikit.Â
Tak ayal, dengan cara seperti itu, pada saat saya PBAK tahun kemarin ada bendera dari ormek biru berkibar di depan gedung utama PBAK. Entah ada maksud apa dibalik pemasangan bendera tersebut. Peristiwa penyelewengan juga pernah terjadi di unversitas islam di Yogya pada tahun ini dan sudah dituliskan di mojok.co.
Memang, jika suatu tempat atau institusi hanya dikuasai oleh segelentir oang yang tergabung dalam suatu kelompok saja, akan banyak menimbulkan ketidakadilan. Karena tidak menutup kemungkinan mereka yang tidak tergabung dalam (misalnya) ormek, ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan kampus.Â
Mereka juga punya hak yang sama seperti mereka yang mendapat privilege karena alumni atau seniornyanya banyak yang menjabat sebagai pejabat kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H