Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sketsa "Manusia Gerobak", "Manusia Karung", dan "Manusia Plastik" di Kota Bogor

20 April 2016   11:57 Diperbarui: 20 April 2016   19:15 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Warga tunawisma yang tidur di trotoar jalan Juanda Kota Bogor (dok. pribadi 20/4/2016)"]

[/caption]Saya mengelus dana untuk kesekian kalinya. Orang-orang yang tidur di trotoar ini masih saja ada. Setahun lalu saya juga menjumpai keberadaan mereka tak jauh dari lokasi yang kami jumpai dini hari ini (20/4/2016). Pertemuan saya dengan kaum tunawisma di lokasi yang sama tahun lalu bisa dibaca di tulisan saya berjudul Para Pengais Rezeki di Waktu Sahur. 

Usai menyusuri jalur SSA, kami melanjutkan perjalanan ke arah Warung Jambu. Dengan mudah kami melihat warga tunawisma menempati "kavling tempat tinggal" di emperan ruko-ruko yang ada di Jalan Pajajaran. Dan kami pun menghentikan laju kendaraan kami di sebuah ruko tak jauh dari perempatan lampu merah Warung Jambu. Saya melihat ada orang tertidur di emperan toko yang di dekatnya ada gerobak. Mungkin gerobak itu milik orang yang tidur berselimut kabut Kota Bogor. Gerobak itu berisi bermacam barang yang sebagian besar adalah barang bekas. Mungkin mereka adalah tunawisma yang hidup bersama gerobaknya.

[caption caption="Seorang lelaki dan balita tidur di emperan toko daerah Warung Jambu Kota Bogor (dok. Dedi-Relindo Kota Bogor 20/4/2016)"]

[/caption]Saat saya membawakan sebungkus bandrek, saya kaget melihat ada seorang anak kecil usia balita yang ada disamping seorang lekaki disamping gerobak. Ya Allah ada dua dan satu lagi anak kecil. Saya berbalik arah menuju kendaraan untuk mengambil sebungkus bansus. Dua bungkus bansus yang masih hangat saya letakkan dekat dua orang warga yang hidup bersama gerobaknya. Saya tidak ingin membangunkan mereka supaya tidur mereka bisa pulas dan tanpa rasa takut.

Dua jam perjalanan dini hari ini membuka mata saya akan fakta ketimpangan sosial warga Kota Bogor. Banyak masyarakat tak memiliki rumah (tunawisma) yang harus berjuang melawan cuaca dan rasa takut untuk sekedar bisa melepas lelah di ruang terbuka. Mereka hidup di ruang-ruang  yang sangat rentan dengan gangguan kesehatan dan keamanan. Sementara banyak hotel, apartemen, dan komplek pemukiman mewah dibangun hanya untuk ditempati sesaat atau hanya untuk investasi bagi warga berkelebihan.

Tak adakah sedikit ruang yang lebih teduh, hangat, aman, dan nyaman untuk bisa pula dinikmati saudara kita para "manusia karung", “manusia gerobak", dan "manusia dalam plastik" yang jumlahnya tak sedikit di Kota Bogor? Mari kita pikirkan bersama, khususnya bagi warga Kota Bogor.

Saya begitu bersyukur, dikaruniai Allah, istri dan anak-anak yang hidup di rumah yang relatif lebih nyaman dan aman daripada saudara-saudara kita di jalanan tadi. Lalu nikmat mana lagi yang akan kita dustakan?

Salam kemanusiaan!

Achmad Siddik Thoha

Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan Kota Bogor

0812-8530-7940

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun