Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mutiara di Longsor Banjarnegara itu Seorang Kepala Desa

7 April 2016   08:34 Diperbarui: 7 April 2016   10:53 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepala desa? Ya Kepala desa. Kepala desa itu tak lain dan tak bukan adalah Pak Dibyo, Posisi Pak Dibyo sebagai Kepala Desa tetangga (Kali Urip) memudahkan kerja beliau sebagai seorang relawan dan juga koordinator relawan di lapangan. 

Semua aparat pemerintah mudah diajak bertemu, ngobrol atau untuk mengumpulkan data. Warga desa juga antusias ketika Pak Dibyo mengajak mereka membantu sesama yang terkena musibah. Bahkan saat ada kunjungan dari Wakil Bupati  (Wabup) Banjarnegara ke lokasi bencana, Pak Wabup langsung turun dari motornya dan menyalami Pak Dibyo.

"Terima kasih Ya Pak. Sudah membantu kami," kata Pak Wabup, Hadi Supeno.

"Ini teman kami dari Bogor," Pak Dibyo memperkenalkan saya ke Pak Wabup.

"Oh dari Bogor. Terima kasih jauh-jauh sudah datang membantu," jawab Pak Wabup.

[caption caption="Pak Wabup Banjarnegara (keempat dari kanan),Pak Dibyo (kelima dari kanan), dan saya (ketiga dari kanan) di Desa Clapar Kec. Madukara Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah (dok. Tim Relindo 6/4/2016)"]

[/caption]Pak Dibyo adalah mutiara yang saya temukan di balik reruntuhan tanah, kebun dan bangunan di lokasi longsor Madukara Banjarnegara. Pak Dibyo menginspirasi saya, bahwa apapun status, kesibukan dan pekerjaan tak seharusnya menghalangi seseorang bertugas untuk tugas kemanusiaan. Bahkan posisi yang strategis membuat tugas kemanusiaan menjadi lebih efeisien dan efektif.

Sebagai pemimpin beliau merupakan pemimpin formal sekaligus kultural. Pak Dibyo tak hanya memimpin warganya karena status dan kedudukannya namun justru beliau seorang pemimpin yang menonjolkan qudwah (contoh baik) dan aksi nyata daripada wewenang dan kekuasaannya.

Terima kasih Allah, sudah mempertemukan saya dengan sosok Pak Dibyo dan kawan-kawan relawan di Banjarnegara yang aksinya memancarkan kemilau inspirasi. Kemilau itu laksana mutiara yang muncul dari nurani kemanuisaan.

Salam kemanusiaan.

7 Maret 2016
 Achmad Siddik Thoha - Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan Kota Bogor
 HP. 081285307940

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun