Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Senyum ‘Jernih’ Warga Terdampak Banjir di Bandung Usai Mendapat Air Jernih

28 Maret 2016   21:34 Diperbarui: 29 Maret 2016   03:29 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Senyum 'jernih' warga Keluarahan Andir Kec. Baleendah Kab. Bandung usai berfungsinya instalasi penjernih air donasi dari warga Bogor (dok. pribadi 26/3/2016)"][/caption]Banjir di Kabupaten Bandung pada ahad (20/3/2016) yang sudah berlangsung sebulan berangsur surut. Banyak pengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Warga yang terkena dampak banjir mulai bergotong-royong membersihkan lingkungan pemukiman mereka. Sampah dan lumpur yang menumpuk di pemukiman mulai bisa disingkirkan.

Meskipun banjir sudah surut, warga masih merasakan kesulitan mendapatkan air bersih. Warga yang mengandalkan air dari sumur pompa belum bisa menggunakan air dari sumur untuk memasak dan minum karena air tercemar oleh akibat banjir yang mencapai 2 meter.

Fakta ini contohnya ditemukan di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Kami, tim Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan (Relindo) melakukan survei dan mendapatkan hasil bahwa seluruh wilayah kelurahan ini memiliki masalah yang sama, yaitu kesulitan mendapatkan air yang layak konsumsi untuk kebutuhan makan dan minum.

“Air sumur hanya bisa kami pakai MCK, Pak. Untuk memasak kami harus membeli air gallon (air isi ulang). Air sumur baru bisa digunakan dua bulan setelah banjir selesai.”

Begitu penjelasan Ustadz Tatang, Ketua DKM Nasrullah dan juga tokoh masyarakat Kelurahan Andir. Masjid Nasrullah terletak di Jalan Parunghalang RT 06 RW 01 Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.

 [caption caption="Lokasi instalasi penjernih air, Masid Nasrullah Kampung Parunghalang Kelurahan Andir Kec. Baleendah Kab. Bandung (peta created by Relindo Jabar)"]

[/caption]

Dengan kondisi demikian, warga terdampak banjir harus mengeluarkan uang lebih saat banjir melanda untuk mencukupi kebutuhan vital ini. Belum lagi ancaman penyakit yang bisa saja menjangkiti warga karena air sumur yang tercemar banjir masih digunakan warga untuk mencuci pakaian, perabotan makan dan mandi.

“Apakah warga membutuhkan penjernih air, Pak Tatang?

“Tentu saja perlu, Pak. Apalagi saat banjir, kami tidak ada pilihan lain untuk kebutuhan “bebersih”. Mau masak terpaksa bebersih perabotan dapur pakai air yang masih berlumpur dan bau. Bebersih rumah juga pakai air yang warnanya masih coklat. Disini kan daerah langganan banjir tiap tahun, Pak”

Ustadz Tatang menegaskan betapa perlunya alat perjernih air yang bisa sangat bermanfaat bagi warga untuk memenuhi kebutuhan esesiansialnya ini.

[caption caption="Instalasi penjernih air yang dipasang oleh tim Relindo Kota Bogor di Masjid Nasrullah Kp. Parunghalang Kelurahan Andir Kec. Baleendah Kab. Bandung (Dok. pribadi 26/3/2016)"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun