Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Energi dari Air dan Limbah Pertanian : Menuju Kemandirian Energi Berbasis Masyarakat

31 Desember 2015   14:54 Diperbarui: 31 Desember 2015   15:07 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keunggulan Mandiri Energi Berbasis Masyarakat

Beberapa keunggulan energi alternatf berbasis masyarakat dari air, kayu dan  limbah pertanian antara lain :

  1. Bisa dibudidayakan. Energi alternatif dari kayu dan limbah pertanian (sisa sayuran, sampah organic dan kotoran ternak) bahan bakunya bisa dibudidayakan dengan mudah oleh masyarakat. Masyarakat pedesaaan memiliki kapasitas melakukannya dalam skala kecil dengan luas lahan yang kecil baik untuk konsumsi sendiri maupun untuk dijual. Energi yang dihasilkan dari budidaya ini bisa dipanen secara berkelanjutan tanpa khawatir kekurangan atau menjadi langka
  2. Meningkatkan pendapatan petani. Selama ini limbah kayu dan limbah pertanian/peternakan dianggap sampah yang terbuang atau setidaknya ditimbun dilahan. Melalui pengolahan untuk dikonversi menjadi bahan baku energi maka petani bisa meningkatkan pendapatannya.
  3. Menekan pengeluaran rumah tangga. Konversi limbah menjadi energi listrik dan biogas membuat petani atau masyarakat desa tidak lagi menyisihkan pendapatannya untuk membayar listrik ke PLN dan membeli gas dari warung. Bahan baku listrik semuanya diperoleh secara gratis dari air yang mengalir dan limbah. Hal ini membuat pengeluaran petani menjadi berkurang dan bisa meingkatkan pendapatannya.
  4. Melestarikan lingkungan. Agar energi listrik bisa terus dihasilkan dari aliran air (air terjun dan aliran air), maka perlu mempertahankan debit air agar stabil. Kontinuitas dan kuantitas air akan terjaga bila daerah resapan dan tangkapan air terpelihara dengan baik. Salah satu syarat mutlak kelestarian aliran air adalah adanya pepohonan yang terus dirawat agar stok dan aliran air tetap stabil. Keberadaan pepohonan di sekitar daerah tangkapan air adalah syarat mutlak bilamana masyarakat masih ingin mendapat energi (listrik) dari pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
  5. Kampung Wisata Energi. Kampung yang sudah bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan energinya berbasis alam bisa menjadi obyek menarik bagi wisatwawan. Wisatawan tidak hanya menikmati air terjun yang indah, aliran aliran yang jernih dan lingkungan desa yang sejuk dan rindang, tapi mereka juga bisa memetik pengtahuan tentang manfaat alam Indonsia yang indah ini untuk memenuhi kebutuhan energi.
  6. Aset Menciptakan Ketahanan Energi. Ketahanan energi tidak bisa ditangani semuanya oleh pemerintah. Keterlibatan masyarakat dalam mengaplikasikan energi laternatif merupakan modal besar negara untuk menciptakan ketahanan energi. Bila masyarakat bisa mandiri secara energi, maka negara pun bisa mandiri secara energi pula. Cadangan minyak, gas dan batubara yang melimpah bisa dipertahankan sebagai cadangan energi yang bisa memperkuat posisi Indonesia sebagai negara kuat di bidang energi.

Prospek Energi dari Air dan Limbah Pertanian.

Mikrohidro

Suatu hari saya melakukan survei untuk sebuah kegiatan pendakian massal ke Gunung Halimun dengan jalur Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor menuju kampung Citalahab Desa Malasari. Desa ini tidak terakses oleh jaringan listrik. Saat itu saya mencari rumah dan lahan untuk lokasi flying camp bagi para pendaki yang akan datang nanti. Saya menemukan sebuah bukit kecil yang berisi hanya 6 rumah. Disitu saya perhatikan tidak ada jaringan listrik. Saya agak kaget melihat warga menonton TV di dalam rumah. Darimana mereka mendapat aliran listrik, smeentara tidak ada tiang dan kabel listrik besar yang dbangun PLN.

Ternyata aliran listrik warga di kampung tersebut berasal dari pembangkit listrik mikrohidro (PLTMH) yang diletakkan di dekat aliran sungai yang deras mengalir di bawah bukit. Ternyata masyarakat kampung di desa yang sangat terpencil di Kabupaten Bogor sudah bisa memanfaatkan PLTMH yang digerakkan oleh kincir yang dilewati air yang terhubung ke dinamo yang menghasilkan energy listrik. Dengan listrik ini masyarakat hidup selalu terhubung dengan sumber informasi dari radio, televisi bahkan internet dari handphone mereka. Komunikasi pun berjalan lancar karena HP saya masih bisa di-charge dan laptop pun bisa saya gunakan untuk tetap upate dengan tim di kota.

[caption caption="Salah satu lokasi PLTMH di pelosok desa di Kabupaten Bogor yang memanfaatkan aliran sungai yang juga untuk mengairi sawah (dok pribadi Jan 2015)"]

[/caption]Prospek pengembangan PLTMH cukup menjanjikan karena selain potensinya yang cukup besar, teknologi ini juga mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknologi terbarukan lainnya seperti surya, angin, biomassa maupun panas bumi. Lebih dari 90% wilayah Indonesia menerima curah hujan rata-rata tahunan di atas 1500 mm, dan sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi untuk dikembangkan tenaga air skala kecil ini. Oleh karena itu, teknologi ini memungkinkan untuk dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah pedesaan di pegunungan-pegunungan. Kondisi ini merupakan keunggulan sendiri yang tidak ditemukan di negara lain. (Sumber disini)

Hal yang menggembirakan, semua komponen mikro hidro telah dapat diproduksi di dalam negeri sehingga mudah pengadaannya. Artinya aplikasi PLTMH dapat dilakukan oleh masyarakat luas, mulai dari studi kelayakan hidrologi, rancang bangun peralatan elektro-mekanik, rekayasa bangunan sipil, sistem control daya, hingga peralatan lain yang diperlukan untuk mendukung pembangunan mikrohidro. Karena PLMH mampu menjangkau masyarakat sampai ke desa terpencil, maka pengembangannya akan bisa memberikan kontribusi yang cukup penting untuk memacu perkembangan ekonomi daerah.

Dalam merancang PLTMH tidaklah terlalu rumit dilakukan. Persyaratan utama dalam membangun PLTMH adalah debit air dan adanya jatuhan air (perbedaan tinggi, head). Aplikasi PLTMH tidak menggunakan sistim dam, tetapi menggunakan sistim pengalihan aliran air sungai atau run off river. Dengan system run off river ini, air tidak tertahan pada sebuah bendungan tetapi sebagian air sungai diarahkan ke saluran pembawa untuk diarahkan keturbin atau kincir air. Selepas dari turbin atau kincir, air dikembalikan lagi ke aliran sungai semula. Dengan demikian, PLTMH tidak akan mengurangi air yang diperlukan untuk keperluan pertanian dan juga tidak mempengaruhi lingkungan karena PLTMH tidak memerlukan bahan bakar apapun. Jadi, teknologi PLTMH ini hanya memanfaatkan energi aliran massa air dalam jarak ketingian tertentu atau diambil energi potensialnya saja, tidak mengurangi aliran massa air itu. (Sumber disini)

Pelet Kayu

Ternyata dari pemanenan pohon, ada hasil sampingan yang nilainya cukup besar salah satunya berupa pelet kayu. Pelet kayu adalah hasil samping dari penebangan pohon seperti dedaunan, ranting, kulit kayu bekas tebangan, serta gergajian. Pelet kayu digunakan tidak saja sebagai bahan bakar rumah tangga, tapi bisa juga untuk pembangkit listrik (PT. Mutu Agung Lestari)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun