[caption caption="Pura dipinggir Danau Beratan Bedugul Bali, salah satu obyek wisata terkenal di Candikuning Baturiri Tababan Bali (dok. pribadi 12/12/2015)"][/caption]
Bila kau tak bisa bisa mengajak orang lain keluar dari kegelapan
Maka kau bisa tunjukkan padanya bagaimana nikmatnya hidup dalam cahaya
“Darimana Pak?”
“Dari Bogor….”
“Pertemuan dengan temannya Pak Syarif, ya?”
“Ya, Bapak kenal Pak Syarif?”
“Siapa yang gak tahu Pak Syarif, Pak…semua orang sini tahu beliau.”
Begitulah perbincangan singkat saya dengan seorang warga desa saaat saya menuju Masjid di Desa Candi Kuning, Baturiti Kabupaten Tabanan Bali. Desa Candikuning dengan suasana sejuk mirip Puncak Bogor dengan pemandangan bukit, hutan dan danau yang sangat memukau. Saya belum tahu wajah Pak Syarif yang “terkenal” ini. Saya tahu nama beliau dari teman-teman panitia kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakornas) 3 Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan. Tuan rumah Rakornas kali ini adalah teman-teman dari Relawan Indonesia Provinsi Bali.
Sampai pada suatu ketika, muncul sosok tegap berwibawa dihadapan peserta Rakornas pada saat itu (13/12/2015) dengan kalimat yang membuat saya cukup terhenyak:
“Dakwah di Bali ditempuh bukan dengan cara simbolitas. Disini, saya berdakwah dengan jalan mencari dan memberi manfaat bagi masyarakat. Bila ada manfaat, maka masyarakat mudah diajak dalam kebaikan. Maka berdakwah melalui aktivitas kerelawanan dan menjadi relawan sangat strategis dan akan mudah diterima oleh banyak orang.”