Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menjawab Sindiran Malaysia dan Singapura #TerimaKasihIndonesia

17 September 2015   10:28 Diperbarui: 17 September 2015   11:28 6947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Tagar #TerimaKasih Indonesia jadi TTI pada Rabu 16/9/2015"][/caption]

Kemarin sore, Rabu, (16/9/2015) netizen cukup dikejutkan dengan tagar #TerimaKasihIndonesia yang menjadi Trending Topic Indonesia (TTI). Tagar ini sempat ramai saat hari ulang tahun Indonesia, namun kini muncul dengan nada berbeda. Tagar #TerimaKasihIndonesia ternyata merupakan sindirian warga negeri Jiran, Malaysia dan Singapura, akibat memburuknya udara disana sebagai dampak bencana kabut asap di Indonesia. Beberapa har ini Malaysia dan Singapura “diserbu” kabut asap Indonesia,. Warga negeri Jiran  sudah melancarkan “serangan” balik melalui dunia maya.

Media online Indonesia juga ramai memberitakan sindiran netizen negeri Jiran ini. Salah satunya yang diberitakan Kompas.com memberitakan bahwa Pengguna Twitter di Malaysia dan Singapura ramai-ramai menggunakan #TerimaKasihIndonesia atas datangnya kabut asap ke wilayah mereka.(baca kompas.com “Warga Malaysia dan Singapura Sindir Kabut Asap dengan #TerimaKasihIndonesia http://internasional.kompas.com/read/2015/09/16/09593701/Warga.Malaysia.dan.Singapura.Sindir.Kabut.Asap.dengan.TerimaKasihIndonesia)

Berikut beberapa contoh kicauan saling balas antara netizen Malaysia dan netizen Indonesia yang saya ambil pada sore ini (16/9/2015) pukul 15.50:

Netizen Malaysia (dugaan saya)

AMMAR IZZUE @AmmarIzzue Pagi2 hirup udara segar dari negara jiran. Fresh sangat Seperti dekat korea gitu #TerimaKasihIndonesia

cik siti ‏@salehah93 

Siapa2 yg teringin nak hisap vape tapi tak mampu..dont worry. Natural vape is here, originally from our neighbour #TerimaKasihIndonesia

Afifオザワ ‏@AfifOzawa #TerimaKasihIndonesia for this beautiful scene.

Yop Jimbit ‏@zactacular Jerebu ni memang acara tahunan. Elok boh dalam kalendar tahun depan. #TerimaKasihIndonesia

Netizen Indonesia

Imam Basyori™ ‏@BangIbas  Itu bukti orang Indonesia itu baik, asap aja di bagi :p #TerimaKasihIndonesia #SamaSamaMalaysia

Han Seul-Bi ‏@Hanmaula #TerimakasihIndonesia hohoho sabar wew , lagi dalam pemadaman ini. lagipula sapa jg yg mau bagi kesitu. jalan sendiri asep nya -,-

Anggit ‏@anggit_praputra Oksigen kami mengisi dunia, ikan kami memkmurkan anda, kebudayaan kami mewarnai negeri anda. Skrng saatnya asap kami ! #TerimaKasihIndonesia

Bahkan ada kartun lucu menanggapi sindiran netizen Malaysia. Balas sapa antara Upin-Ipin dan Jarwo (tokoh kartun Indonesia- Sopo Jarwo) yang diposting oleh akun @AndriPrasetyo

[caption caption="Kartun lucu saling sindir dari netizen @AndriPrasetyo"]

[/caption]

Menjawab Sindiran #TerimaKasihIndonesia

Jawaban santai dan ringan #SamasamaMalaysia sebenarnya cukup membuat suasana tidak memanas di dunia maya menanggapi sindiran nettizen negeri jiran. Kita harus mengakui bahwa belum bisa menuntaskan kabut asap ini dengan cepat. Angin sudah terlanjur membawa kabut asap yang masih pekat di sumbernya melintas batas ke negara tetangga.

Ingat, yang terjadi di Indonesia tahun ini adalah bencana yang terjadi hampir setiap tahun. Kabut asap, telah menelan banyak korban, hinga korban jiwa jatuh. Jutaan orang terancam hidupnya. Sudah 17 tahun sebagian warga di Sumatera dan Kalimantan menghirup udara beracun ini. Warga Negeri Jiran mungkin perlu melihat video yang dibuat netizen warga Riau tentang derita yang mereka alami dilink ini 

[caption caption="Screenshot video youtube netizen Riau yang menyampaikan keluhannya ke warga dunia tentang kabut asap"]

[/caption]

Mari lihat fakta lain yang menyebutkan bahwa perusahaan kelapa sawit dari Malaysia menguasai sekitar dua juta hektar perkebunan kelapa sawit Indonesia atau sekitar 24,7% dari total perkebunan kelapa sawit di tanah air. Perusahaan kelapa sawit terbesar yang beroperasi di Indonesia adalah Sime Darby, yang menjadi produsen dengan luasan lahan perkebunan terbesar kelima di Indonesia. (Sumber disini) Bagaimana seandainya diantara perusahaan milik investor Malaysia ini yang terbukti membakar lahan? Tidakkah mereka akan mengakuinya? Bu Menteri Siti Nurbaya (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK) menyebutkan mengatakan, ada perusahaan Malaysia yang diduga turut andil dalam pembakaran hutan di Indonesia. Perusahaan itu termasuk dalam 20 perusahaan yang kini tengah diselidiki aparat kepolisian.

"Ada yang dari Malaysia yang ketahuan, saya sudah lihat, yang Singapura kita lagi cari," ujar Siti seusai rapat terbatas soal penanganan kebakaran hutan di Istana Kepresidenan, Rabu (16/9/2015).(Baca kompas.com : Menhut Sebut Perusahaan Malaysia Diduga Terlibat Pembakaran Hutan)

Warga dan pemerintah Indonesia sudah berjuang dengan segala daya. Bahkan di banyak kota, pegawai pemerimtah bersama warga menyelenggarakan shalat istisqa (shalat memohon diturunkan hujan) untuk membantu menghapus kabut asap. Ini usaha terakhir yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia lebih menderita dan butuh bantuan bukan sekedar sindiran.

[caption caption="Shalat Istisqa di Halaman Kantor Gubernur Riau 15/9/2015 (Sumber http://infopku.com/pelaksanaan-shalat-istisqa-di-halaman-kantor-gubernur-riau/)"]

[/caption]

Sebagai negera yang meratifikasi ASEAN Agreement for Transboundary Haze Pollution (AATHP), Malaysia dan Singapura juga terikat perjanjian untuk ikut bersama menangani polusi kabut asap lintas batas secara aktif dalam hal dalam hal pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, pemantauan, penanggulangan, dan pengendalian kebakaran lahan dan/atau hutan baik di tingkat lokal, nasional maupun regional melalui kerja sama ASEAN dan bantuan internasional sehingga pencemaran asap dapat lebih dikendalikan.

Tidak hanya terkait kabut asap, negera ASEAN melalui AATHP juga wajib memanfaatkan Persetujuan AATHP sebagai wahana penyelesaian masalah hutan tropis Indonesia secara menyeluruh dan terintegrasi. Dengan demikian, berbagai faktor pendorong yang mengakibatkan kebakaran hutan dan/atau lahan serta pencemaran asap lintas batas, seperti kegiatan pembalakan liar (illegal logging) juga akan diselesaikan dalam satu kerangka yang terintegrasi.

Kita hidup di bumi yang satu dan memiliki saling ketergantungan. Hutan tropis Indonesia yang sangat luas sudah turut berkontribusi dalam menyerap gas rumah kaca secara global dalam jumlah yang sangat besar. Kata orang awam, hutan kita “memproduksi oksigen” yang dinikmati oleh negara lain. Itu fakta dan bukti ilmiah yang sangat mudah dipahami termasuk oleh warga Malaysia dan Singapura. Bila ada kabut asap di Indonesia, mari sama-sama mencari solusinya sebagai warga dunia yang hidup dalam planet yang sama.

Nah itu jawaban saya atas ucapan #TerimaKasihIndonesia dari negeri Jiran. Dan kita, bang Indonesia sebagai bangsa yang menghargai keberadaan negara tetangga untuk hidup damai, aman dan nyaman, perlu lebih serius mengelola sumberdaya alam sebagai amanak dari Tuhan dan lebih serius lagi mengendalikan segala aksi illegal yang menyebabkan bencana yang mengganggu warga dunia lainnya.

Salam Lestari!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun