[caption caption="Sebarab Hotspot di Indonesia 3 September 2015 (sumber http://sipongi.menlhk.go.id/home/main)"][/caption]
Tepat dua hari lalu saya menulis tentang kabut asap yang tetap saja muncul setiap tahun di beberapa wilayah. Tulisan saya berjudul Menelusuri Kabut Asap di Indonesialebih banyak memberikan panduan bagaimana mengakses dan menganalisis data titik panas sebagai satu-satunya data untuk memantau penyebab kabut asap, yaitu kebakaan hutan dan lahan. Meskipun hotpsot adalah data indikasi lokasi kebakaran lahan bukan data kejadian kebakaran yang riil di lapangan, namun jumlah titik panas berkorelasi postif dengan kejadian kebakaran hutan.
Hari ini, kabut asap tak hanya menghiasi halaman berita di media, tapi sudah menjadi perbincangan public yang sangat luas. Siang ini (3/9/2015) sampai pukul 13.00 WIB “Kabut Asap” menjadi Trending Topic Indonesia (TTI) di media sosial Twitter (Gambar 1). Mengikuti TTI, dapat dilihat berita meluasnya kabut asap dan parahnya dampak bagi warga di tempat terpapar kabut asap.
[caption caption="Kabut Asap jadi Trending Topic Indonesia, Kamis 3 September 2015"]
Kompas.com memberitakan kabut asap yang melanda Pekanbaru dan Batam. Di Pekanbau jarak pandang hanya 200 m . Di Batam kabut asap mengganggu jadwal penerbangan di Bandara Hang Nadim. Detik. Com juga merilis berita dengan judul “Diserang Kabut Asap, Bandara Pekanbaru Lagi-lagi Lumpuh Pagi ini” (//detik.id/Vpippy). Di Aceh, Sumbar dan Medan tak luput dari selimut kabut asap. Tentu saja di Jambi yang hampir sepekan warga terganggu aktivitasnya akibat kabut asap menghiasi berita di media lokal dan nasional (baca disini)
Harian lokal Aceh, habadaily.com memberitakan bahwa Empat Kabupaten Kota di Aceh dilanda kabut asap kiriman dari tiga provinsi di Indonesia. Asap diperkirakan berasal dari Jambi, Pekan Baru dan Palembang. Daerah yang telah terkena dampak Lhokseumawe, Aceh Timur, Takengon dan Banda Aceh. Dari Sumbar, antaranews.com memberitakan kabut asap semakin pekat dimana sumber asap berasal dari wilayah selatan Sumatera. Adapun di Medan, jppn.com memberitajan bahwa kabut asap sampai menggangu penerbangan di bandara Internasional Kuala Namu.
Berita-berita tersebut sangat muncul berdasarkan realitas yang ada di lapangan dan sangat terkait dengan hasil pantauan hotspot dari sumber penyedia data yang berasal dari situs SiPongi http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/main. Hasil penelusuran sederhana dari situs yang dikelola bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan jelas menampilkan kondisi yang menguatkan kondisi kabut asap di wilayah Indonesia.
[caption caption="Sebaran hotspot dari situs SiPongi KLHK 2 September 2015 (sumber http://sipongi.menlhk.go.id/home/main_"]
[caption caption="Grafik jumlah hotspot per Provinsi 2 September 2015 (hasil olahan dari data titik panas dari Satelit Terra dan Aqua confidence > 80 dari situs SiPongi)"]
[caption caption="Grafik jumlah hotspot di Provinsi Riau 2 September 2015 (hasil olahan dari data titik panas dari Satelit Terra dan Aqua confidence > 80 dari situs SiPongi)"]
Pada Gambar 2 terlihat bahwa hotspot menumpuk sangat rapat di Pulau Sumatera. Dari total 431 hotspot yang terpantau di seluruh wilayah Indonesia pada Rabu, 3 September 2015 (dari satelit Terra dan Aqua dengan confidence > 80), sebanyak 341 atau 79% berada di Pulau Sumatera. Sebaran hotspot per provinsi dapat dilihat pada Gambar 3. Adapun sebaran hotspot di Wilayah Riau, wilayah yang terdampak parah di Sumatera, bisa dilihat pada Gambar 4.