Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Indonesia "Darurat" Kabut Asap

3 September 2015   15:13 Diperbarui: 3 September 2015   17:18 17828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sebarab Hotspot di Indonesia 3 September 2015 (sumber http://sipongi.menlhk.go.id/home/main)"][/caption]

Tepat dua hari lalu saya menulis tentang kabut asap yang tetap saja muncul setiap tahun di beberapa wilayah. Tulisan saya berjudul Menelusuri Kabut Asap di Indonesialebih banyak memberikan panduan bagaimana mengakses dan menganalisis data titik panas sebagai satu-satunya data untuk memantau penyebab kabut asap, yaitu kebakaan hutan dan lahan. Meskipun hotpsot adalah data indikasi lokasi kebakaran lahan bukan data kejadian kebakaran yang riil di lapangan, namun jumlah titik panas berkorelasi postif dengan kejadian kebakaran hutan.

Hari ini, kabut asap tak hanya menghiasi halaman berita di media, tapi sudah menjadi perbincangan public yang sangat luas. Siang ini (3/9/2015) sampai pukul 13.00 WIB “Kabut Asap” menjadi Trending Topic Indonesia (TTI) di media sosial Twitter (Gambar 1). Mengikuti TTI, dapat dilihat berita meluasnya kabut asap dan parahnya dampak bagi warga di tempat terpapar kabut asap.

[caption caption="Kabut Asap jadi Trending Topic Indonesia, Kamis 3 September 2015"]

[/caption]

Kompas.com memberitakan kabut asap yang melanda Pekanbaru dan Batam. Di Pekanbau jarak pandang hanya 200 m . Di Batam kabut asap mengganggu jadwal penerbangan di Bandara Hang Nadim. Detik. Com juga merilis berita dengan judul “Diserang Kabut Asap, Bandara Pekanbaru Lagi-lagi Lumpuh Pagi ini” (//detik.id/Vpippy). Di Aceh, Sumbar dan Medan tak luput dari selimut kabut asap. Tentu saja di Jambi yang hampir sepekan warga terganggu aktivitasnya akibat kabut asap menghiasi berita di media lokal dan nasional (baca disini)

Harian lokal Aceh, habadaily.com memberitakan bahwa Empat Kabupaten Kota di Aceh dilanda kabut asap kiriman dari tiga provinsi di Indonesia. Asap diperkirakan berasal dari Jambi, Pekan Baru dan Palembang. Daerah yang telah terkena dampak Lhokseumawe, Aceh Timur, Takengon dan Banda Aceh. Dari Sumbar, antaranews.com memberitakan kabut asap semakin pekat dimana sumber asap berasal dari  wilayah selatan Sumatera. Adapun di Medan, jppn.com memberitajan bahwa kabut asap sampai menggangu penerbangan di bandara Internasional Kuala Namu.

Berita-berita tersebut sangat muncul berdasarkan realitas yang ada di lapangan dan sangat terkait dengan hasil pantauan hotspot dari sumber penyedia data yang berasal dari situs SiPongi http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/main. Hasil penelusuran sederhana dari situs yang dikelola bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan jelas menampilkan kondisi yang menguatkan kondisi kabut asap di wilayah Indonesia.

[caption caption="Sebaran hotspot dari situs SiPongi KLHK 2 September 2015 (sumber http://sipongi.menlhk.go.id/home/main_"]

[/caption]

[caption caption="Grafik jumlah hotspot per Provinsi 2 September 2015 (hasil olahan dari data titik panas dari Satelit Terra dan Aqua confidence > 80 dari situs SiPongi)"]

[/caption]

[caption caption="Grafik jumlah hotspot di Provinsi Riau 2 September 2015 (hasil olahan dari data titik panas dari Satelit Terra dan Aqua confidence > 80 dari situs SiPongi)"]

[/caption]

Pada Gambar 2 terlihat bahwa hotspot menumpuk sangat rapat di Pulau Sumatera. Dari total 431 hotspot  yang terpantau di seluruh wilayah Indonesia pada Rabu, 3 September 2015 (dari satelit Terra dan Aqua dengan confidence > 80), sebanyak 341 atau 79% berada di Pulau Sumatera. Sebaran hotspot per provinsi dapat dilihat pada Gambar 3. Adapun sebaran hotspot di Wilayah Riau, wilayah yang terdampak parah di Sumatera, bisa dilihat pada Gambar 4.

Dari Gambar 3, hotspot terbanyak terpantau di Provinsi Jambi (118 hotspot), sama seperti pada kondisi dua hari yang lalu. Provinsi lainnya yang terpantau hotspot dalam jumlah besar adalah Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Untuk Provinsi Riau, dari 88 hotspot yang terpantau sebagian besar berasal  dari daerah dekat Pekabnaru yaitu Pelalawan, dan Indragiri Hilir.

Kondisi kabut asap di beberapa wilayah bahkan sudah sampai pada kondisi berbahaya. Kompas.com memberitakan bahwa kondisi cuaca di hampir seluruh Riau sudah masuk kategori tidak sehat. Dari pembacaan 10 alat pencatat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang tersebar di beberapa wilayah Riau, enam di antaranya berada pada kategori Berbahaya dengan angka polutan di atas 300. Enam wilayah itu adalah Rumbai dan Panam (Pekanbaru), Petapahan-Kampar, Minas-Siak, serta Bangko dan Libo-Rokan Hilir.

Mengingat musim kemarau masih akan terus berlangsung, dan dampak kebakaran hutan dan lahan semakin parah, pemerintah baik pada tingkat daerah maupun pusat harus segera bertindak. Jangan menunggu kabut asap melintas batas negara hingga ke negara tetangga baru pemerintah bergerak. Jangan menunggu dunia Internasional kembali berteriak kemudaian baru bertindak. Masyarakat di daerah sudah bergerak saling membantu sesame dari ancaman semakin memburuknya kondisi kesehatan dan aktivitas yang terhenti akibat kabut asap. Kerugian materi terus bertambah dan kesehatan warga makin memburuk. Darurat kabut asap harus segera ditangani mengingat meluasnya dampak bencana maupun kerugian yang sudah semakin besar.

Mari kita saling mengingatkan dengan apapun yang kita bisa. Untuk warga yang terpapar kabut asap, tidak ada salahnya mengikuti panduan dibawah ini, agar bisa bertahan dalam kondisi terburuk di tempat masing-masing.

[caption caption="Langkah Kurangi dampak kabut asap (sumber @infobencana)"]

[/caption]

Semoga Tuhan memberi petunjuk pada kita semua untuk bersama-sama merespon “teguran” Nya berupa bencana kabut asap ini.

Salam lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun