Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Yokohama Kota 'Hijau' dan Kota Masa Depan

13 Agustus 2015   17:04 Diperbarui: 13 Agustus 2015   17:04 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urusan pembangunan rendah karbon dan konservasi energi, Jepang merupakan “leader” dan sudah dibuktikan dengan sangat serius. Jepang membangun berbagai sektor pembangunan yang “rendah” emisi karbon, seperti sektor transportasi, energi, komersial dan bahkan sampai ke life style (gaya hidup).

 [caption caption="Toilet otomatis hemat listrik dan air di Yokohama (dok pribadi 29 Juli 2015)"]

[/caption]

Dari sektor tranportasi saya dengan mudah membuktikan bahwa udara di jalanan Jepang sangat nyaman di hirup tanpa khawatir keracunan polutan dari asap kendaraan. Kendaraan-kendaraan di Yokohama tidak terlalu padat dan polusinya sangat minim. Banyak mobil yang berkeliaran di jalanan Yokohama sudah dalam bentuk mobil listrik yang dikenal dengan kendaraan”zero emission”. Proporsi orang berkendaraan dan yang bejalan kaki, terlihat dengan mudah lebih banyak orang berjalan kaki, untuk jarak tujuan yang dekat. Untuk jarak jauh orang Jepang lebih nyaman memakai kereta. Mobil-mobil juga banyak terlihat di jalan tetapi lebih banyak “city car” yang memang dipakai di dalam kota saja.

 [caption caption="Contoh mobil listrik buatan Nissan di Yokohama (dok pribadi 28 Juli 2015)"]

[/caption]

Masalah penghematan energi  listrik sangat mudah saya jumpai di Yokohama. Di Gedung perkantoran, pemakaian listrik begitu efisien. Air conditioning disetel tidak dalam kondisi sangat dingin alias suhunya sedang, antara 26-28 derajat. Padahal saat ini di Jepang sedang musim panas dan suhu luar ruangan mencapai 38 derajat celcius. Orang Jepang lebih suka menghemat listrik dengan memakai kipas tangan bila merasa kepanasan. Juga di ruangan yang lama tidak dihuni orang/staf, listrik akan padam sendiri dan sebaliknya menyala sendiri bila sudah ada pegawai yang masuk ruangan. Sistem otomasisasi pemadaman dan penyalaan listrik juga berlaku untuk restroom (toilet). Saat lama tidak ada orang, semua alat listrik seperti lampu dan toilet electrik mati lalu bila ada orang masuk toilet sistem listrik berfungsi kembali.

Selain di perkantoran, penghematan energi juga diimpelemtasikan di industri dan pemukiman. Ribuan sistem monitoring energi dipasang untuk memantau dan mengelola pemakaian energi listrik seefisien mungkin.  Misalnya, menurut Wakil Walikota Yokohama, di Yokohama sudah menerapkan  sistem pemantauan energi rumah tangga (Household Energy Management System/HEMS) yang dipasang pada 4.200 rumah untuk tahap awal. Rencananya beberapa tahun ke depan akan dipasang puluhan ribu HEMS di kawasan pemukiman agar pemantauan dan pengelolaan energi listrik lebih efisien lagi.

 

Kota dengan Pengelolaan Air yang Menakjubkan

Yokohama yang letaknya di teluk dan dilintasi oleh sungai-sungai besar menyajikan pemandangan sungai dan teluk yang sangat bersih dan indah. Keunggulan lanskap alami air ini dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Yokohama mengelola air dengan sangat baik. Pemandangan teluk dan sungai yang bersih menjadi daya Tarik wisata pengunjung Kota Yokohama. Setiap hotel dan restoran selalu menonjolkan “view” Teluk dan Sungai yang indah bagi pengunjung yang menginap dan makan di tempat mereka. Air-air dari kran kamar mandi tertulis “Good for Drinking” yang artinya bersih dan higienis.

 

Kota Nyaman Buat Pesepeda dan Pejalan Kaki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun