[caption caption="Lanscpae utama Kota Masa Depan, Yokohama (dok. pribadi 29 Juli 2015)"][/caption]
Berawal dari ngobrol ringan usai shalat berjamaah di Masjid PMI Kota Bogor, angan-angan mengunjungi negeri sakura benar-benar terwujud. Sejak tanggal 27 Juli hingga 8 Agustus 2015 saya beruntung bisa merekam jejak beberapa tempat Negeri Matahari Terbit yang begitu mengesankan. Kota pertama yang saya singgahi adalah Yokohama.
Yokohama merupakan kota terbesar kedua di Jepang. Kota Pelabuhan Internasional yang terletak di teluk ini menyuguhkan berbagai pengalaman menarik bagi pengunjungnya khususnya bagi saya.
Saya hadir di Yokohama atas undangan sebuah lembaga penelitian di Jepang, NIES (National Institute for Environment Studies) untuk menghadiri acara ISAP 2015, 7th Internatioanal Forum for Sustainable Asia and the Pacific. Kegiatan ISAP merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan pada tanggal dan bulan yang sama yaitu 28-29 Juli setiap tahun. Acara besar ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan se Asia dan Pasifik mendiskusikan tentang pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim.
[caption caption="Walikota Bogor mempresentasikan Green City di acara ISAP 2015 (dok pribadi 29 Juli 2015)"]
Selain acara ISAP 2015 saya juga bergabung dengan tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Pemerintah Kota Bogor mengikuti pertemuan dengan petinggi Kota Yokohama, Pimpinan NIES dan Manajemen Fujitsu. Pertemuan dengan pihak Jepang tersebut dalam rangka menindaklanjuti kerjasama anatara IPB, NIES dan Pemerintah Kota Bogor dalam hal pemantauan penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca dalam mendukung Kota Bogor sebagai Green City. Tak ketinggalan saya juga memiliki kesempatan berfoto bareng dan ngobrol santai dengan Wali Kota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto.
[caption caption="Berfoto dengan Walikota Bogor Dr Bima Arya Sugiarto di Bandara Haneda Tokyo (dok pribadi 27 Juli 2015)"]
Acara-acara yang saya ikuti menghasilkan output sangat penting, namun kesan mendalam justru saya peroleh diluar acara tersebut. Pernyataan dan ungkapan yang muncul dari beberapa pertemuan di atas benar-benar terbukti dan mudah ditemukan keseharian di Jepang.
Dalam pertemuan antara Wali Kota Bogor dan Wakil Walikota Yokohama, wakil Walikota Yokohama, Namaru Suzuki, menyebutkan bahwa Yokohama City sebagai salah satu model “Future City” di dunia. Yokohama juga sedang mengembangkan sebagai Smart City dimana teknologi tingkat tinggi bisa diterapkan dengan dukungan pihak swasta dan komunitas (warga). Yokohama City memiliki potensi yang sangat baik menjadi Future City diantaranya didukung oleh keberadaan Green Area, Natural Feature dan Historical Building.
Sebagai kota masa depan, Pemerintah Yokohama membuktikannya setidaknya pada beberapa hal berikut:
Kota “rendah emisi” dan Hemat Energi.
Urusan pembangunan rendah karbon dan konservasi energi, Jepang merupakan “leader” dan sudah dibuktikan dengan sangat serius. Jepang membangun berbagai sektor pembangunan yang “rendah” emisi karbon, seperti sektor transportasi, energi, komersial dan bahkan sampai ke life style (gaya hidup).
[caption caption="Toilet otomatis hemat listrik dan air di Yokohama (dok pribadi 29 Juli 2015)"]
Dari sektor tranportasi saya dengan mudah membuktikan bahwa udara di jalanan Jepang sangat nyaman di hirup tanpa khawatir keracunan polutan dari asap kendaraan. Kendaraan-kendaraan di Yokohama tidak terlalu padat dan polusinya sangat minim. Banyak mobil yang berkeliaran di jalanan Yokohama sudah dalam bentuk mobil listrik yang dikenal dengan kendaraan”zero emission”. Proporsi orang berkendaraan dan yang bejalan kaki, terlihat dengan mudah lebih banyak orang berjalan kaki, untuk jarak tujuan yang dekat. Untuk jarak jauh orang Jepang lebih nyaman memakai kereta. Mobil-mobil juga banyak terlihat di jalan tetapi lebih banyak “city car” yang memang dipakai di dalam kota saja.
[caption caption="Contoh mobil listrik buatan Nissan di Yokohama (dok pribadi 28 Juli 2015)"]
Masalah penghematan energi listrik sangat mudah saya jumpai di Yokohama. Di Gedung perkantoran, pemakaian listrik begitu efisien. Air conditioning disetel tidak dalam kondisi sangat dingin alias suhunya sedang, antara 26-28 derajat. Padahal saat ini di Jepang sedang musim panas dan suhu luar ruangan mencapai 38 derajat celcius. Orang Jepang lebih suka menghemat listrik dengan memakai kipas tangan bila merasa kepanasan. Juga di ruangan yang lama tidak dihuni orang/staf, listrik akan padam sendiri dan sebaliknya menyala sendiri bila sudah ada pegawai yang masuk ruangan. Sistem otomasisasi pemadaman dan penyalaan listrik juga berlaku untuk restroom (toilet). Saat lama tidak ada orang, semua alat listrik seperti lampu dan toilet electrik mati lalu bila ada orang masuk toilet sistem listrik berfungsi kembali.
Selain di perkantoran, penghematan energi juga diimpelemtasikan di industri dan pemukiman. Ribuan sistem monitoring energi dipasang untuk memantau dan mengelola pemakaian energi listrik seefisien mungkin. Misalnya, menurut Wakil Walikota Yokohama, di Yokohama sudah menerapkan sistem pemantauan energi rumah tangga (Household Energy Management System/HEMS) yang dipasang pada 4.200 rumah untuk tahap awal. Rencananya beberapa tahun ke depan akan dipasang puluhan ribu HEMS di kawasan pemukiman agar pemantauan dan pengelolaan energi listrik lebih efisien lagi.
Kota dengan Pengelolaan Air yang Menakjubkan
Yokohama yang letaknya di teluk dan dilintasi oleh sungai-sungai besar menyajikan pemandangan sungai dan teluk yang sangat bersih dan indah. Keunggulan lanskap alami air ini dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Yokohama mengelola air dengan sangat baik. Pemandangan teluk dan sungai yang bersih menjadi daya Tarik wisata pengunjung Kota Yokohama. Setiap hotel dan restoran selalu menonjolkan “view” Teluk dan Sungai yang indah bagi pengunjung yang menginap dan makan di tempat mereka. Air-air dari kran kamar mandi tertulis “Good for Drinking” yang artinya bersih dan higienis.
Kota Nyaman Buat Pesepeda dan Pejalan Kaki
Urusan bersepeda dan jalan kaki, itu memang ciri khas Jepang. Kemanapun dan kapan saja takkan pernah sepi dri aktivitas berjalan kaki dan bersepeda. Seolah bersepeda dan berjalan kaki adalah bagian dari kehidupan orang-orang Jepang dan Yokohama. Pantas saja orang-orang Jepang tampak sehat dan bugar, mungkin karena punya kebiasaan jalan dan bersepeda ini.
[caption caption="Suasana pagi di Yokohama yang penuh orang berjalan kaki ke tempat kerja (dok pribadi 28 Juli 20150"]
Jalur bersepeda dan berjalan kaki biasanya dibuat satu bagian. Di lampu merah, bila jam kerja, bejibun orang dengan rapi menunggu dan menyeberang dengan tertib. Saya dan teman-teman dari Indonesia juga sangat menikmati suasana berjalan kaki dengan sangat gembira. Apanya tidak gembira, fasilitas berjalan kaki demikian “mewah”. Jalur berjalan kaki bisa melintas lampu merah yang ramai, gedung pertokoan yang sehuk, jembatan penyebarangan yang luas, fasilitas eksalator untuk pejalan kaki, jembatan yang unik atau taman kota yang indah. Berjalan sejauh 4 km tidak terasa lelah meskipun dalam suasana terik matahari yang menyengat.
[caption caption="Suasana pagi di Yokohama dengan orang bersepeda ke tempat kerja (dok pribadi 28 Juli 20150"]
Kota ramah bagi orang tua.
Kota Yokohama juga terkenal dengan program super-aging society dimana menjadikan kota nyaman bagi warga lanjut usia beraktivitas sosial. Banyak djumpai para manula dengan nyaman dan aman beraktivitas di ruang publik bersama-sama. Ada yang merajut, melukis, dan aktivitas lain yang bisanya dilakukan di taman-taman kota mulai sore hari.
Kota dengan Landscape buatan yang Megah.
Di Yokohama, salah satu bangunan terkenal yaitu, Minato Mirai Yokohama dan Yokohama Tower. Minato Mirai merupakan komplek di pusat kota yang terdiri dari gedung-gedung tinggi dan wahana permaianan raksana diantaranya adalah Landmark Tower (gedung tertinggi di Yokohama) dan Cosmo World Ferris Wheel (Bianglala raksasa). Dua tempat ini menjadi magnet utama wisawatan dan menjadi tempat favorit berfoto. Saya memiliki beberapa foto suasana dua tempat ini selama kunjungan saya ke Yokohama. Amazinf.
[caption caption="Minato Mirai Yokohama di malam hari (dok pribadi 28 Juli 2015)"]
Tak terasa tulisan saya sudah cukup banyak ya, Ini baru tentang Yokohama, green city sekaligus future city kota masa depan dunia dengan segala keunggulannya. Masih banyak catatan tersimpan di memori otak saya yang akan saya tuliskan pelan-pelan mengisi kejenuhan jam menjelang pulag kerja.
Salam bahagia selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H