[caption id="attachment_384497" align="aligncenter" width="512" caption="Relawan KPI bersama anak-anak yatim dan dhuafa binaan mereka (dok. KPI 2015)Relawan Muda yang Membangkitkan Kebahagiaan Sesama"][/caption]
"Saya menemukan makna hidup yang sebenarnya. Bahwa hidup adalah untuk berbagi."
Di sebuah kampung di pinggiran Sungai Ciampea Kabupaten Bogor, nampak beberapa anak muda berkerudung panjang berusia dibawah 22 tahun asyik berkumpul bersama anak-anak usia sekolah. Mereka bertemu setiap pekan untuk belajar bersama, bermain dan berbagi cerita. Anak-anak muda ini tergabung dalam relawan Komunitas Pohon Inspirasi (KPI) sudah tiga tahun akrab membimbing anak-anak usia sekolah dari kalangan dhuafa dan yatim. Mereka membaktikan dirinya untuk berbagi senyum, keceriaan, pengetahuan dan motivasi dalam program pendidikan lingkungan hidup. Ira, salah satu relawan KPI mengungkapkapkan perasaannya tentang apa yang diperoleh dengan menjadi relawan dengan ungkapan berikut:
"Saya menemukan makna hidup yang sebenarnya. Bahwa hidup adalah untuk berbagi. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dalam perlunasan janji bangsa ini ini yang termuat dalam pembukaan UUD yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa".
Disamping Ira ada juga Murni yang mendampingi anak-anak binaan KPI di tempat lain di Kabupaten Bogor. Murni memberikan testimoninya selama menjadi relawan dengan kalimat seperti dibawah ini.
"Saya merasa bahagia. Saya bisa berkumpul bersama mereka (anak yatim dan dhuafa). Banyak hikmah yang saya peroleh. Saya bisa belajar bersyukur dari apa yang Allah berikan pada saya. Saya belajar untuk tetap bersemangat. Saya belajar menjadi manusia yang bisa menebar manfaat sebanyak-banyaknya."
[caption id="attachment_384498" align="alignnone" width="630" caption="Relawan KPI mendampingi belajar anak-anak yatim dan dhuafa di Kabupaten Bogor (dok. KPI 2015)"]
Relawan KPI lainnya yaitu Viqi juga mengungkapkan sesuatu yang membuatnya memiliki makna hidup yang sangat berharga selama menjadi relawan seperti kalimat berikut.
Viqi mengatakan, "Kebahagiaan sejati adalah ketika kita bisa menciptakan senyuman kepada orang lain dan bisa memahami makna dari kata "hidup".
Saya juga menemukan sosok muda lain yang bersemangat berbagi dan memberikan manfaat buat orang lain. Saya menemukannya di sebuah Kampus ternama di Bogor. Sebuah komunitas berbagi bernama Komunitas Kongkrit (KK) menampung anak-anak muda usia dibawah 30 tahun yang giat berbagi makanan secara rutin untuk orang yang berpuasa senin-kamis, buat pekerja jalanan setiap jumat dan buat satpam setiap malam minggu.
Rini salah satu relawan yang aktif di KK mengungkapkan apa yang diperolehnya berlelah-lelah menjadi relawan dengan kalimat berikut :
"Hidup menjadi lebih berarti dengan memberikan yang terbaik buat orang lain. Hidup lebih bersemangat karena bertemu dengan orang-orang yang optimis untuk mengejar pahala. Dengan kegiatan kerelawanan (KK) yang sering saya ikuti, seperti buka puasa bareng senin kamis, jadi lebih bersemangat untuk konsisten berpuasa senin kamis. Hidup lebih bersemangat setelah ikut kegiatan kerelawanan.
[caption id="attachment_384499" align="alignnone" width="630" caption="Relawan KK usai kegiatan menyediakan hidangan buka puasa gratis di salah satu Masjid di Kampus IPB (dok. KK 2015)"]
Selain Rini, ada Andria, pemuda asal Minang yang juga aktif menjadi relawan KK. Dia mengungkapkan kesannya menjadi relawan dengan kalimat singkat dibawah ini :
"Kegiatan (berbagi makanan buka puasa, sarapan dan makanan hangat) sangat menyenangkan dan membuat saya selalu rindu untuk selalu mengikutinya.
Di Kota Bogor, saya pun menemukan sosok anak-anak muda usia dibawah 23 tahun yang juga aktif menjadi relawan. Saya menemukan beberapa anak muda yang aktif menggalang dana dan menyalurkan bantuan untuk kegiatan kemanusiaan khsusunya di Kota Bogor. Anak-nak muda ini tergabung menjadi relawan aktif di Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan (Relindo). Mereka aktif menjadi relawan saat ada bencana dan kegiatan kemanusiaan. Mereka setiap jumat berbagi masker, sarung tangan dan sarapan untuk pekerja jalanan. Mereka sering terjun di medan bencana bergabung dengan relawan penanggulangan bencana di bencana banjir Jakarta, Longsor Sukabumi, Kebakaran di Bogor dan di tempat lain.
Tyo, salah satu anak muda yang sudah lama bergabung dengan Relindo mengungkapkan apa yang diperolehnya menjadi seorang relawan seperti dibawah ini :
"Alhamdulillah bisa bergabung dengan kegiatan kerelawanan sehingga dapat memotivasi diri untuk berbagi dan membantu orang lain. Saya ingin mengamamalkan petuah orang tua yang mengatakan bahwa ringankan beban orang lain, maka Allah akan meudahkan jalan bagi kita"
[caption id="attachment_384500" align="alignnone" width="648" caption="Aksi Relawan Relindo di Kota Bogor (dok. Relindo 2015)"]
Disamping Tyo, relawan Relindo lain bernama Mufqi juga menuliskan kesannya selama menjadi ikut dalam kegiatan kerelawanan dengan kalimat berikut :
"Kesan yang paling sesuatu banget adalah ketika saya melihat wajah bahagia petugas kebersihan yang saya bagikan sarapan lalu mereka berkata "Alhamdulillah". Rasanya seperti hati yang kering disiram air yang sejuk yang tidak bisa didapatkan keculai dengan berbagi pada sesama. (Aktivis Relawan Indoensia).
Dalam dunia kerelawanan, rasa, kesan dan sesuatu yang didapat oleh seorang relawan tidak jauh dari apa yang diungkapkan relawan-relawan muda di atas. Seorang relawan adalah yang melakukan aktivitas untuk menyebarkan kebaikan dan membantu meningkatkan semangat hidup orang lain. Mereka bekerja tanpa berharap imbalan. Mereka bergerak mengikuti panggilan nurani. Namun dengan apa yang mereka dedikasikan untuk orang lain, makna sangat berharga dalam hidup mereka datang dengan sendirinya tanpa mereka kejar.
Relawan muda ini berbakti buat masyarakat untuk membangkitkan semangat, motivasi dan kebahagiaan orang lain. Dari usaha mereka, bangkitlah semangat anak-anak untuk bisa menggapai caita-citanya lebih optimis. Dari tangan relawan muda ini, bangkitlah semangat bekerja para pekerja jalanan dan orang-orang yang beribadah untuk mendekatkan diri pada Tuhannya. Dari para relawan muda ini bangkitlah semangat hidup korban bencana yang terguncang musibah. Mereka adalah batu bata penting bagi bangkitnya harapan masyarakat.
Mereka para relawan muda tidak mencari kesenangan dan ketenaran. Mereka tak mencari uang dan nama tenar. Mereka tak peduli ada liputan atau cibiran. Mereka terus bekerja membangkitkan semangat orang lain dan semangat mereka sendiri. Dari situlah mereka menemukan jalan kebahagiaan. Mereka menemukan makna hidup yang mereka peroleh dengan sendirinya, Kebahagiaan mereka gapai tanpa mereka kejar. Mungkin mereka mengejar makna hidup meminjam istilah dari seorang pakar manajemen bernama ProfRhenald Kasali, disebut "Meaning"
Prof Renald Kasali dalam tulisannya berjudul Mereka Cari Jalan, Bukan Cari Uang yang dimuat di Harian Kompas, Senin, 18 Mei 2015 , tentang berharganya sebuah "Meaning" menjelaskan dalam beberapa paragraf berikut:
"Dan itu (Mencari Meaning) pulalah yang dulu dilakukan oleh para mahasiswa kedokteran di STOVIA yang mendirikan Boedi Oetomo yang menandakan Kebangkitan Nasional Indonesia. Bahkan itu pula yang dijalankan oleh seorang insinyur lulusan ITB yang merintis kemerdekaan Indonesia, Ir. Soerkarno. Itu pula yang dilakukan para CEO terkemuka saat mereka muda."
"Di seluruh dunia, para pemimpin itu lahir dari kegigihannya membangun meaning, bukan mencari kerja biasa. Dalam kehidupan modern, itu pulalah jalan yang ditempuh para miliarder dunia. Mereka bukanlah pengejar uang, melainkan pengejar mimpi-mimpi indah. Seperti yang diceritakan oleh banyak eksekutif Jerman yang dulu menghabidkan waktu berbulan-bulan kerja sosial di Afrika. "Tidak saya duga, apa yang saya lakukan 20 tahun lalu itulah yang diperhatikan pemegang saham," ujar mereka."
"Padahal, semua orang tahu orang yang mengejar meaning itu menjalankan sesuatu yang mereka cintai dan menimbulkan kebahagiaan. Dan bahagia itu benih untuk meraih keberhasilan. Orang yang mengejar gaji berpikir sebaliknya, kaya dulu, baru bahagia. Dan ini tumbuh subur kala orang dituntut lingkungannya untuk mengkonsumsi jauh lebih besar dari pendapatan."
Relawan-relawan muda itu telah menginspirasi kita untuk bisa membangkitkan diri dan orang lain. Dari tangan-tangan ikhlas mereka Kebangkitan anak-anak muda yang mengejar makna hidup kita tumpukan, Dari kebangkitan anak-anak muda yang mampu membangkitkan masyarakat, kita berharap kebangkitan bangsa dan kebangkitan nasional bisa terwujud.
Mari bergerak, bekerja seperti relawan-relawan muda menggali, menemukan dan berbagi makna hidup untuk membangkitkan kebahagiaan orang lain. Dari masyarakat yang bahagia akan muncul bangsa dan negara yang bangkit pula.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2015.
Salam kemanusiaan.
Achmad Siddik Thoha
Relawan Kemanusiaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H