Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyelaraskan Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja di Bidang Pertanian

25 Maret 2013   12:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:15 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Jemuri , Sekretaris ASKKKI, sebenarnya pasar kerja di bidang kepetanian, kelautan, dan kehutanan berkembang dan terbuka luas. Namun, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja menghadapi kendala karena kurangnya peminat dan kompetensi yang belum sesuai akibat sekolah masih banyak mengejar teori. Di SMK pengajaran terori justru bisa sampai 70% porsinya, yang seharusnya justru banyak praktek.

Lain halnya dengan yang dinyataka oleh ASKKKI menurut, Menteri Kehutanan (Menhut) , Zulkifli Hasan, lulusan SMK Kehutanan justru laris manis di DUDI. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan "laris manis" karena diserap sejumlah perusahaan dan BUMN kehutanan. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan SMKK baru meluluskan satu angkatan sebanyak 158 siswa yang siap diperkerjakan beberapa perusahaan swasta dan BUMN kehutanan.

"Sekarang ini sektor kehutanan dapat perhatian dunia sehingga tenaga kerja siap pakai sangat dibutuhkan baik oleh perusahaan maupun pemerintah," demikian pernyataan menhut. (Baca :  Lulusan SMK Kehutanan Laris Manis Diserap Dunia Usaha)

Saat ini hanya terdapat 5 SMKK yang tersebar di Indonesia yaitu SMKK Kadipaten, Jawa Tengah, SMKK Makasar, Sulawesi Selatan, dan SMKK Manokwari, Papua, SMKK Samarinda, Kalimantan Timur dan SMKK Pekanbaru Riau. Lulusan SM Kehutanan laris diserap Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), BUMN dan bahkan perusahaan di sektor pertambangan. Selain menjadi pegawai perusahaan besar, para lulusan SMKK ini juga berpeluang menjadi wirausaha di bidang kehutanan. Menurut Menhut bahkan prospek di sector swasta bagi lulusan SMK ini sangat bagus dibandingkan menjadi pegawai negeri.

Bagaimana menyelaraskan Dunia Pendidikan Pertanian dan DUDI

Melihat beberapa fakta dan kondisi pendidikan bidang pertanian dan prospek di DUDI, maka beberapa langkah yang perlu dilakukan berbagai pihak untuk menyelaraskan dunia pendidikan dan dunia kerja antara lain :

1. Menerapkan secara utuh Kurikulum Berbasis Kompetensi khususnya penyelarasan kompetensi dengan kebutuhan DUDI. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terkait dengan penerapan Kurikulum 2013 dimana Kompetensi lulusan program pendidikan harus mencakup tiga kompetensi, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga yang dihasilkan adalah manusia seutuhnya (Baca : Kurikulum 2013)

2. Memperluas jumlah dan kualitas lembaga pendidikan bidang Pertanian. Saat ini jumlah SMK bidang pertanian sangat sedikt. Jurusan bidang pertanian di Perguruan Tinggi juga relative tidak menjadi favorit. SMK bidang pertanian baru ada di 26 Kota di seluruh Indonesia. Beberapa Perguruan tinggi bidang kehutanan di Kalimantan justru menurun peminatnya. Tugas berbagai pihak untuk ikut bertanggung jawab meningkatkan jumlah dan kualitas lembaga pendidikan rumpun bidang pertanian.

3. Menjalin kerja sama yang menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan user (pengguna) lulusan yaitu Lembaga Pemerintah, Perusahaan BUMN, Lembaga Swadaya Masyarakat, Perusahaan Swasta dan lembaga kewirausahaan. Kerja sama yang erat isa berupa program magang, kunjungan studi, stadium general atau karya ilmiah.

4. Lembaga pendidikan perlu melakukan studi penelusuran (tracer study) terhadap lulusannya. Hal ini akan memudahkan lembaga pendidikan mendeteksi keterpakaian lulusannya. Usaha melacak lulusan sekolah bisa melalui kerja sama dengan himpunan alumni melalui program reuni dan pembuatan wadah informasi dan komunikasi alumni.

5. Penggunaan sosial media untuk memperlancar arus informasi antara alumni dan pihak sekolah. Sosial media ini bila perlu dikelola oleh pihak sekolah yang memiliki peran humas (Hubungan Masyarakat). Bentuk penggunaan media misalnya membuat grup Facebook yang memberi kesempatan berbagai alumi dan siswa berintekasi dan meng-update info lowongan kerja dan tip-tip sukses di dunia kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun