5. Membangun sistem peringatan dini banjir berasis warga. Sistem peringatan banjir berbasis warga sangat diperlukan karena masyarakatlah yang langsung merasakan adanya bencana tersebut. Sistem peringatan dini meliputi kegiatan pengamatan hujan dan tinggi muka air, prediksi banjir, penyebaran informasi dan peringatan bahaya dan tindakan yang diperlukan sesuai tingkat bahaya. Sistem peringatan dini banjir sudah banyak diaplikasikan di berbagai Negara yang sering terkena banjir seperti di kawasan Amerika Tengah dan di Filipina.
[caption id="attachment_219740" align="aligncenter" width="254" caption="Skema operasional sistem peringatan dini banjir di Amerika Tengah (De Leon, 2009)"]
[caption id="attachment_219745" align="aligncenter" width="256" caption="Seorang relawan warga mengamati curah hujan sebagai bagian dari Sistem Peingatan Dini Banjir (De Leon 2009)"]
6. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah. Seringkali genangan air di pemukiman disebabkan oleh meluapnya air dari saluran pembuangan seperti selokan dan sungai. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah akan berguna untuk mengurangi genangan air yang berujung pada banjir.
[caption id="attachment_219741" align="aligncenter" width="345" caption="Membersihkan saluran air"]
7. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan pengendali banjir dan lokasi evakuasi. Kanal menjadi salah satu program besar di beberapa kota besar. Sebut saja Jakarta yang membangun Proyek Banjir Kanal (Barat dan Timur) dan di Medan di angun Kanal di daerah Deli Tua, untuk mengalirkan air dari Sungai Deli. Anjir Kanal selain sebagai sarana pengendali anjir dimaksudkan sebagai prasarana konservasi air untuk pengisian kembali air tanah dan sumber air baku serta prasarana transportasi air. Mendukung pembuatan kanal ini bisa berupa memudahkan pemerintah dalam pembebasan lahan dan menjaga kanal yang sudah ada.
8. Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air. Penanganan banjir erat kaitannya dengan pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang berada pada kawasan bioregion tertentu. Daerah Aliran Sungai (DAS) mencakup areal yang melintasi batas administrasi sehingga harus ada rencana pengelolaan bersama antar pemerintah daerah yang tercakup dalam kesatuan DAS. Jakarta sebagai daerah hilir tempat bermuaranya sungai-sungai besar yang berhulu di Propinsi Jawa Barat dan Banten. Untuk itu, masyarakat yang tercakup wilayahnya dalam DAS, perlu bekerjasama. Warga kota Jakarta misalnya, yang memiliki lahan di daerah puncak Bogor, mendorong warga sekitar untuk memelihara kawasan lindung agar tetap berfungsi dalam mengurangi resiko banjir.
Mengatasi banjir bisa dimulai dari diri sendiri tanpa seluruhnya tergantung pada pemerintah. Bila setiap warga kepedulian dan partisipasi dalam kegiatan yang mengurangi resiko anjir, kerugian akibat banjir bisa diminimalisir.
Salam lestari!
Sumber gambar
Menanam :Â Koleksi pribadi
Sistem Peringatan Dini Banjir : De Leon 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H