Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bersepeda Mengitari ‘Kota Air’ Kapuas

24 Juni 2012   00:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:36 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_190198" align="aligncenter" width="448" caption="Tugu Kapuas "][/caption]

Sinar mentari pagi mulai terasa hangat. Kicau burung di pekarangan kantor Manggala Agni Kapuas sahut-menyahut menyambut pagi. Kehidupan di Kota Air Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai bergeliat.

Saya mengambil sepeda untuk bersiap mengitari Kota Kuala Kapuas, Ibu Kota Kabupaten Kapuas. Kota yang mendapat penghargaan Adipura dua tahun berturut-turut tahun 2011 dan tahun 2012 ini, memiliki daratan yang datar sehingga nyaman untuk berkeliling memakai sepeda. Bersepeda mengitasri Kuala Kapuas juga terasa lebih enjoy karena jumlah kendaraan bermotor tidak sepadat di Jawa. Tak heran bila sebagian warga Kapuas khususnya anak sekolah lebih memilih naik sepeda untuk menuju berbagai tempat. Inilah mungkin yang menjadi salah satu alasan mengapa Kapuas meraih adipura karena udaranya yang segar minim polusi.

[caption id="attachment_190205" align="aligncenter" width="448" caption="Gowes sepeda sudah menjadi pemandangan khas Kota Kuala Kapuas (dok. pribadi April 2012)"]

13404954361418630349
13404954361418630349
[/caption]

Dimulai dari Jalan Patih Rumbih, saya mulai menyusuri kota Kuala Kapuas, saya benar-benar menikmati kesejukan Kota yang berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini. Jalanan masih lengang di Hari Sabtu, 23 Juni 2012. Hanya anak-anak sekolahdan beberapa warga yang pulang belanja dari pasar yang terlihat di jalanan yang bersih.

Saya memutuskan menggowes sepeda ke arah Pelahuhan KP3. Pelabuhan ini menjadi salah satu tempat favorit warga Kapuas untuk nongkrong sambil menikmati Sungai Kapuas dan aktifitas kapal barang yang sedang muat dan bongkar muatannya. Pelabuhan KP3 dulunya sangat sibuk karena menjadi pelabuhan utama yang menghubungkanK ota Kuala Kapuas dengan kecamatan di kota lain di Kalteng bahkan sampai ke Propinsi Kalsel. Kini, seiring berkembangnya pembangunan jalan di darat, pelabuhan ini tidak seramai dulu. Namun KP3 tetap saja banyak dikunjungi warga, apalagi pemerintah daerah sudah membangun taman di sekitar Pelabuhan sehingga menjadi ruang publik yang nyaman bagi warga.

[caption id="attachment_190200" align="aligncenter" width="448" caption="Suasana Pelabuha KP3 di Pagi Hari (dok. pribadi April 2012)"]

13404945281445609626
13404945281445609626
[/caption] [caption id="attachment_190201" align="aligncenter" width="448" caption="Kapal pengangukut barang di Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas (dok. pribadi Juni 2012)"]
13404945801162147030
13404945801162147030
[/caption]

Tidak jauh dari Pelabuhan KP3 terdapat pasar Kuala Kapuas yang bergabung dengan Pelabuhan Penyebrangan orang dan Angkutan Kapal Penumpang. Menurut warga, dulunya di sekitar pelabuhan penumpang, di tengah sungai Kapuas, ada pasar terapung seperti di Banjarmasin. Sayangnya saat ini aktifitas pasar terapung sudah tidak dapat ditemui lagi.

[caption id="attachment_190203" align="aligncenter" width="448" caption="Pasar Kuala Kapuas (Dok. pribadi April 2012)"]

13404951571097391584
13404951571097391584
[/caption] [caption id="attachment_190204" align="aligncenter" width="448" caption="Pelabuhan Penyebrangan di dekat Pasar Kuala Kapuas (dok. pribadi Mei 2012)"]
1340495199605976818
1340495199605976818
[/caption]

Di dekat Pelabuhan KP3, terdapat Guesthouse Kota Air yang berada ‘diatas’ Sungai Kapuas yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas. Tepat di depan Guesthouse terdapat Rumah Dinas bupati Kapuas. Di Belakang Guesthouse, terapung sebuah Kapal cukup besar terbuat dari kayu yang dinamakan Kafe Terapung. Di tempat ini banyak wisawatan bersantai menikmati music, hidangan dan pemadangang sungai Kapuas.

[caption id="attachment_190206" align="aligncenter" width="448" caption="Cafe Terapung dan Guesthouse Kota Air (dok. pribadi April 2012)"]

13404955361361200088
13404955361361200088
[/caption]

Suasana bersepeda yang kental saya temukan dengan mudah di Jalanan Kapuas yang terlihat sangat bersih. Sekolah penuh dengan sepeda yang diparkir. Pasar juga banyak menyediakan tempat parkir sepeda. Tak ketinggalan juga para pekerja yang berangkat ke tempat kerjanya memakai sepeda. Sehat dan ikut membantu menjaga kualitas udara Kota yang dipimpin oleh M. Mawardi ini.

[caption id="attachment_190207" align="aligncenter" width="448" caption="Suasana bersepeda warga Kuala Kapuas dan tempat parkir yang memadai (dok. pribadi Juni 2012)"]

13404956281345669833
13404956281345669833
[/caption]

Di Kota Kapuas banyak juga ditemukan Taman Kota tempat warga bersantai menikmati ruang public yang nyaman. Di dekat stadion, terdapat taman kota yang sejuk karena banyak pohon sengon menaungi para pengunjung.

[caption id="attachment_190208" align="aligncenter" width="448" caption="Taman kota yang asri di pelabuhan KP3 (dok. pribadi April 2012)"]

13404956761586545049
13404956761586545049
[/caption]

Selesai mengabadikan beberapa obyek menarik di Kota Kapuas, saya memutuskan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Lontong sayur ala Kapuas menjadi menu pagi ini. Dua buah Lontong berbentuk segitiga sama kaki bercampur kuah santan dan rending ayam saya santap dengan lahap.

Usai sarapan, rasanya kurang lengkap bila tidak membawa oleh-oleh buat teman di kantor Manggala Agni Kapuas. Saya kemudian menuju tempat menjual jajanan warga Kapuas di Jalan Barito. Beraneka ragam gorengan yang masih hangat tersedia disana.

“Malu, Pak.”

Mendadak Ibu penjual gorengan lari masuk ke dalam rumahnya. Dia malu difoto dirinya.

“Kenapa lari, Bu? Saya Cuma mau ambil foto buat kenang-kenangan.

“Iya, Pak, malu karena sedikit orang,” jawab Ibu dengan logat Banjar yang kental.

Akhirnya saya membawa sepuluh buah gorengan untuk teman mengetik dan berbagi dengan teman.

Segar rasanya bisa berkeliling di Kota Air yang segar udaranya dan bersih jalanannya.

[caption id="attachment_190210" align="aligncenter" width="448" caption="Menu sarapan pagi khas Kuala Kapuas, Lontong Ayam (dok. pribadi April 2012)"]

13404958831776681106
13404958831776681106
[/caption] [caption id="attachment_190211" align="aligncenter" width="448" caption="Aneka ragam jajanan pagi di Kuala Kapuas (dok. pribadi Juni 2012)"]
13404959042029612840
13404959042029612840
[/caption]

Sebagai informasi, kota Kuala Kapuas bisa dijangkau melalui darat dari Kota Palangkaraya sekitar 2.5 jam perjalanan. Kota ini juga bisa diakses dari Kota Banjarmasin melalui jalan darat sekitar 1.5 jam perjalanan. Di kota ini juga menyediakan penginapan bagi orang-orang yang ingin bermalam atau ingin transit sebelum menuju kota lain. Tarif penginapan mulai dari Rp. 25.000 sampai Rp. 660.000,-. Lokasi penginapan sederhana dan hotel banyak terdapat di dekat pelabuhan.

Selamat menikmati kesegaran dan kebersihan Kota Air Kuala Kapuas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun