Ya, KRL yang dengan persepsi negatif yang ditujukan pada layanan dan penumpangnya, punya sisi keindahan. Bagi para komuter, KRL adalah bagian yang bisa membentuk karakter. Karakter berbagi secara spontan tumbuh dan berkembang subur di KRL. Tanpa perlu dibentak, mengamuk, caci maki dan kemarahan, para penumpang sudah tmemiliki aturan ‘adat’ yaitu Berbagilah pada yang lemah atau kalian dihantui rasa bersalah.
Dengan segala cap buruknya, KRL masih menyimpan mutiara. Mutiara itu bersinar di kegelapan perilaku manusia kota yang egois dan materialistik. Mutiara itu menampilkan keindahannya dikubangan pelanggar norma. Mutiara itu akan senantiasa ditemukan untuk menentramkan kaum lemah. Mutiara itu pelajaran hidup bagi orang-orang kalangan atas yang tak mampu menjaga moralitas dan integritasnya. Mutiara itu bernama keindahan saling berbagi.
Terima kasih penumpang KRL yang telah membuat saya bisa memandang keindahan dunia justru dari orang-orang kecil. Bukan dari pemimpin yang mempertontonkan tidakan tidak terpuji atau sebaliknya bila berbuat terpuji ingin dipuji setinggi-tingginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H