Setelah Si Ibu dan tiga orang anak itu turun, saya baru mendapat tempat duduk. Keindahan saling berbagi kemudian berlajut. Belum berselang lama, seorang lekaki tua menghampiri saya dan meminjam Koran yang saya baca. Tanpa saya sadari, ternyata Bapak tua ini ikut membaca Koran yang saya buka saat saya berdiri. Saya sodorkan koran tesebut dan mulailah perbincangan ringan tentang isi koran hingga masalah aktual saat ini. Perbincangan ini membuat kami merasa nyaman dan akhirnya saling bertukar nonor Handphone. Bapak tua kemudian menunjukkan jalan kemana arah yang harus saya tuju agar tiba di Gedung Kompas Gramedia. Terima kasih Pak Laban, nama Lelaki tua yang berjasa menunjukkan alamat mabes kompasiana.
Perjalanan berlanjut dengan Angkot 09 jurusan Tanah Abang Kebayoran. Sungguh beruntung saya hari ini. Abang sopir angkot sangat gaul dan ramah. Dia begitu ramah dan santun pada sesama penumpang. Setiap menerima uang dari penumpang dia tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Abang sopir 09 ini juga tenang dan sabar menghadapi penumpang yang membayar kurang. Tepat di depan Gedung Kompas Gramedia di Palmerah Barat saya diturunkan.
“Ini kembaliannya, Pak” kata sopir angkot yang ramah menyodorkan uang Rp. 2000,- pada saya dengan senyum manisnya. Keberuntungan yang tak terputus hari ini saya alami.
Alhamdulillah, hadiah Blogshop sudah ditangan. Saatnya pulang. Saya tidak kesulitan pulang karena setiap orang yang saya selalu memberi petunjuk yang benar dan tersenyum
“Jalur 5 jurusan Depok Bogor siap diberangkatkan.”
Bunyi pengumuman petugas pukul 15.30 di stasiun tanah Abang mengantar saya masuk ke KRL. Kali ini saya hanya dapat KRL ekonomi, karena KRL Komuter baru tiba pukul 17.00.
Lumayan dapat duduk. Saya celingukan, mana tahu ada orang jompo, ibu hamil atau anak balita yang masih berdiri. Tidak ada, aman. Saya pun duduk dengan tenang. Baru satu stasiun terlewati, saya ‘wajib’ berdiri lagi karena ada seorang ibu sudah tua berdiri di depan saya. Saat ibu itu berdiri, dia masih menyisihkan tempat duduk yang muat satu orang untuk ditawarkan pada seorang gadis yang sepertinya kelelahan.
“Duduklah, Dik.” Agak enggan akhirnya Gadis berkerudung yang berdiri di samping saya akhirnya duduk di celah tempat duduk yang sempit itu. Ya, berbagi dan berbagi lagi terus saya alami dalam waktu yang sangat singkat.
Puncak ketakjuban saya pada penumpang KRL tertuju pada gadis kecil berpakaian seragam SD. Gadis ini berdiri di depan Ibu dan adiknya sejak dari stasiun tanah Abang tanpa rasa lelah. Wajahnya ceria. Saya melihatnya tak pernah mau duduk ketika ada kursi kosong dan malah mempersilahkan orang lain duduk. Orang-orang yang di sekitarnya pun menyuruh agar ia duduk saja.
[caption id="attachment_169947" align="aligncenter" width="336" caption="Gadis kecil yang murah hati, didikan KRL? (dok. pribadi)"]
Akhirnya si gadis ceria itu duduk di samping Ibunya. Hanya satu stasiun terlewati, si Gadis Kecil itu berdiri lagi. Apa yang terjadi? Ternyata ia mempersilahkan seorang Ibu yang sedang hamil duduk di tempatnya. Saya pun tersenyum ,merasakan keindahan dunia di dalam KRL.