Oleh : Achmad Siddik Thoha
Siang begitu terik hari itu. Hari pertama survei vegetasi untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis tumbuhan di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Aras napal Desa Bukit Mas Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat Sumatera Utara (Sumut) dimulai. Saya dan tim malam harinya menginap di Kampung Aras Napal Kiri, kampung terdekat dengan kawasan TNGL.
Sebelum memasuki pintu hutan, saya melewati pemukiman warga kampung yang terbuat dari bahan yang unik. Keunikan itu adalah rumah yang seluruh bahannya terbuat dari daun. Ya, hampir semua bagian yang menutup rumah, mulai atap, dinding dan pintunya terbuat dari daun. Bukan sembarang daun, tapi daun yang hanya terdapat di kawasan hutan TNGL Aras Napal. Daun itu bernama Daun Sang.
Daun Sang adalah ciri khas tumbuhan di TNGL wilayah Aras Napal dan sekitanrnya. Ia hidup endemik, artinya hanya hidup disatu tempat dan tidak hidup di tempat lain. Daun Sang berbentuk palm berdaun raksana yang memiliki nama latin Johannestijsmania altifrons.Tumbuhan ini sangat berlimpah jumlahnya di dalam hutan TNGL Aras Napal.
[caption id="attachment_158867" align="aligncenter" width="448" caption="Daun Sang di habitat aslinya di TNGL Langkat Sumut (dok. pribadi)"][/caption]
Saya berkesempatan melihat secara utuh bagaimana Daun Sang kemudian menjelma menjadi sebuah ”Istana” terunik di dunia. Terunik di dunia karena bahannya hanya tersedia di Aras Napal dan seluruh rumah tertutup rapi dan indah hanya dengan daun.
Daun Sang, diambil lembaran daunnya yang sangat lebar dan panjang. Ukurannya bisa mencapai panjang 2 m dan lebar 1 m. Pembuat ’istana’ Daun Sang, langsung memotong-motong daun lebar ini langsung setelah diambil dari rumpunnya dalam keadaan segar.
[caption id="attachment_158868" align="aligncenter" width="448" caption="Seorang warga memotong Daun Sang untuk bahan (dok. pribadi)"]
[caption id="attachment_158869" align="aligncenter" width="942" caption="Proses membangun "]
Papan-papan daun raksasa ini setahap demi setahap menutupi seluruh bagian rumah. Dan...Jreeeng.....’Istana Terunik di Dunia’ telah selesai. Hanya dalam satu hari kita sudah tuntas mengikuti proses membangun ’Istana’
Menurut informasi warga desa, 'Istana' Daun Sang ini bisa bertahan selama lima tahun. Waktu yang cukup untuk memberikan kesempatan pada Daun Sang di hutan tumbuh kembali setelah dipanen dalam jumlah besar.
Kini setelah dua tahun saya tidak berkunjung ke Aras Napal, masihkah saya bisa tidur di dalam Istana Daun Sang? Masihkah saya bisa memotret wajah bahagia dari penghuni ’Istana’ tanpa kemewahan? Sebuah Istana yang tak perlu rumit dibangun dengan keserakahan, korupsi dan tertutup dari lingkungan sekitarnya. Sebuah ’Istana’ yang hanya membutuhkan kelapangan hati untuk bisa bahagia meski ukuran fisiknya sempit. Ya, sempit dalam penglihatan mata kepala, namun luas dan sejuk dalam pandangan mata hati.
Saya yakin istana itu akan kokoh berdiri selama hutan di TNGL lestari.
Salam Lestari!
* Catatan Perjalanan Survei Vegetasi di TNGL Langkat Juni 2009
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H