Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pasak Bumi : Heboh di Luar Tapi "Dicuekin" Orang Lokal

12 Maret 2014   15:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:01 11101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhirnya tercabut juga pasak bumi harta berharga ini

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Tongkat kayu yang disiapkan Pak Martinus untuk mencabut pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)"]

Tongkat kayu yang disiapkan Pak Martinus untuk mencabut pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)
Tongkat kayu yang disiapkan Pak Martinus untuk mencabut pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="ak Martinus mulai menggali pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)"]
ak Martinus mulai menggali pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)
ak Martinus mulai menggali pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)
[/caption]

Proses penggalian berlangsung alot. Ternyata "harta karun" saya ini terbelit oleh akar-akar pohon yang tumbuh disebelahnya. Tentu ini membutuhkan waktu yang lama dan energi ekstra. Pak Martinus dengan susah payah menebas akar-akar yang membelit akar Pasak Bumi supaya mudah dicabut. Setelah banyak akar tumbuhan lain terpangkas, saya menggantikan Pak Martinus menggali Pasak Bumi. Akhirnya, akar besar sepanjang sekitar satu meter tercabut juga. Saya juga menyisakan daun-daun yang tumbuh untuk dijadikan bukti agar teman-teman lain yang juga berburu Pasak Bumi yakin akan hasil "perburuan" saya. Dan perjalanan pulang dari hutan dengan klotok terasa begitu indah hari ini dengan ditemani pasak bumi.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Naik klotok ditemani Pasak Bumi Kalimantan yang super :)"]

Naik klotok ditemani Pasak Bumi Kalimantan yang super :)
Naik klotok ditemani Pasak Bumi Kalimantan yang super :)
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Akhirnya tercabut juga pasak bumi "]

Akhirnya tercabut juga pasak bumi harta berharga ini
Akhirnya tercabut juga pasak bumi harta berharga ini
[/caption]

"Ini Pasak Bumi siapa? Besar banget." Salah seorang teman survei vegetasi bertanya pada saya usai kami berkumpul kembali di tempat penginapan.

"Saya dan Pak Martinus tadi nyabut, Pak, hehe." Canda saya. "Wah mantep, diam-diam Pak Siddik juga nyari ya," "Ya Pak, buat tenaga pulang ke Bogor." "Hahahaha...." kami pun tertawa riang.

Suasana lelah melakukan survei selama 10 hari di Hutan di daerah Kendawangan Ketapang Kalbar terobati oleh canda tawa kami, Tentu saja hasil buruan berupa akar "obat kuat" asli Kalimantan merupakan salah satu kesuksesan survei ini.

Pasak Bumi memang unik. Pahitnya tak hanya saat meminumnya tapi juga saat mencabutnya. Tapi mungkin sugesti obat kuatlah yang membuat rasa pahit itu seolah menambah kekuatan kami selama beraktiitas berat.

Semoga Pasak Bumi terus lestari keberadaannya di hutan Indonesia sebagai salah satu kekayaan alam yang sangat bernilai.

Catatan :

Foto adalah dokumentasi pribadi penulis. Publikasi foto ini di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun