Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pasak Bumi : Heboh di Luar Tapi "Dicuekin" Orang Lokal

12 Maret 2014   15:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:01 11101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasak Bumi yang tumbuh di Hutan berpasir di Kalimantan Barat

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Pasak Bumi yang tumbuh di Hutan berpasir di Kalimantan Barat"][/caption]

Pernahkah Anda mendengar tentang Pasak Bumi? Ini bukan alat pertukangan, tapi tentang sebuah nama jenis tumbuhan yang dikenal luas sebagai 'obat kuatnya' orang Melayu khususnya Indonesia. Pasak Bumi dikenal luas karena dipakai sebagai campuran minuman energi yang dipasarkan luas di masyarakat (salah satunya  produk KukuBima TL Forte). Bila anda mampir ke Pontianak, cobalah tengok kios penjual oleh-oleh, pasti salah satu barang yang ditawarkan adalah akar dan batang Pasak Bumi. Ada juga bubuk kopi tongkat Ali yang dikemas ekslusif di kios-kios penjual oleh-oleh dikawasan  Jalan Gajah Mada dan PSP di Pontianak.

Selain bernama Pasak Bumi, nama lain yang disematkan pada tumbuhan yang sepintas daunnya mirip daun belimbing ini adalah tongkat ali. Sebutan Tongkat Ali sangat populer di Malaysia dan Sumatera. Orang Kalimantan menyebut Pasak Bumi dengan nama-nama lain seperti bedara pahit, bedara merah, bedara putih dan sebutan lain. Namun nama umum yang dikenal dari tumbuhan yang memiliki nama latin Eurycoma longifolia yaitu Penawar pahit atau  obat pahit  atau dalam bahasa Inggrisnya  "bitter charm" atau "bitter medicine" (Baca lebih lanjut di wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Eurycoma_longifolia).

Pengalaman unik saya dapatkan di sebuah desa terpencil di Kalimantan Barat dari fenomena Pasak Bumi yang super heboh di luar. Ternyata masyarakat yang tinggal di dekat hutan tempat tumbuhnya Pasak Bumi memiliki pengetahuan dan sikap yang diluar dugaan. Di Desa Danau  Buntar Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang contohnya, ada yang menganggap tumbuhan Pasak Bumi tidak digunakan untuk apa-apa. Ada yang meminum Pasak Bumi untuk coba-coba ketika mereka sakit. Ada masyarakat yang bilang daun Pasak Bumi bisa menyembuhkan sakit perut. Ada yang meyakini bahwa Pasak Bumi bisa menyembuhkan penyakit Wasir/Ambeien. Uniknya, tak ada satupun warga desa yang mengetahui dan meyakini PasakBumi sebagai obat kuat. Justru saya dan teman-teman yang survei di hutan dekat Desa Buntar yang memanen Pasak Bumi hampir tiap hari dari hutan.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Kondisi Hutan Kerangas tempat tumbuhnya Pasak Bumi (dok. pribadi 25/2/14)"]

Kondisi Hutan Kerangas tempat tumbuhnya Pasak Bumi (dok. pribadi 25/2/14)
Kondisi Hutan Kerangas tempat tumbuhnya Pasak Bumi (dok. pribadi 25/2/14)
[/caption]

"Dulu saya tak tahu kalau tanaman ini bisa untuk obat. Baru saya tahu setelah ada orang yang mencari dan mau beli dengan harga Rp. 4.000,- per kilo. Setelah itu saya tahu kalau Pasak Bumi ini berharga."

Demikian ungkapan Pak Martinus salah satu tokoh masyarakat Desa Danau Buntar menanggapi permintaan saya menunjukkan Pasak Bumi yang tumbuh asli di Hutan. Benar, Pak Martinus menanggapi serius permintaan saya. Sebatang Pasak Bumi setinggi sekitar satu setengah meter berhasil kami temukan di hutan berpasir  atau Hutan Kerangas putih di dekat Desa Danau Buntar. Di sekitar tumbuhnya pasak bumi kami temukan juga tumbuhan  kantong semar (Nepehentes spp) dan tumbuhan unik lain khas ekosistem hutan kerangas bekas terbakar. Sebatang Pasak Bumi berbatang sebesar lengan saya membuat mata saya berbinar-binar.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Tumbuhan Kantong Semar yang tumbuh subur di Hutan Kerangas Kalbar (dok. pribadi 25/2/14)"]

Tumbuhan Kantong Semar yang tumbuh subur di Hutan Kerangas Kalbar (dok. pribadi 25/2/14)
Tumbuhan Kantong Semar yang tumbuh subur di Hutan Kerangas Kalbar (dok. pribadi 25/2/14)
[/caption]

Kegembiraan saya hanya sepintas saja karena tak lama kemudian, episiode pencabutan Pasak Bumi tidak membuat kami berbinar-binar. Meski tumbuh di tanah berpasir, tumbuhan yang menancap kuat sangat dalam ditanah ini sangat sulit dicabut. Bagaimana cara kami mencabut?

"Ini tak bisa dicabut, tapi digali dan dibongkar tanahnya, baru bisa ditarik." Kata Pak Martinus.

Pak Martinus memulainya dengan mengambil batang kayu  sebesar lengan saya sepanjang 1.5 m. Lalu ujung batang kayu tersebut diruncingkan untuk bisa menggali tanah berpasir tempat si Pasak Bumi tumbuh.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Tongkat kayu yang disiapkan Pak Martinus untuk mencabut pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)"]

Tongkat kayu yang disiapkan Pak Martinus untuk mencabut pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)
Tongkat kayu yang disiapkan Pak Martinus untuk mencabut pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="ak Martinus mulai menggali pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)"]
ak Martinus mulai menggali pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)
ak Martinus mulai menggali pasak bumi (dok. pribadi 25/2/14)
[/caption]

Proses penggalian berlangsung alot. Ternyata "harta karun" saya ini terbelit oleh akar-akar pohon yang tumbuh disebelahnya. Tentu ini membutuhkan waktu yang lama dan energi ekstra. Pak Martinus dengan susah payah menebas akar-akar yang membelit akar Pasak Bumi supaya mudah dicabut. Setelah banyak akar tumbuhan lain terpangkas, saya menggantikan Pak Martinus menggali Pasak Bumi. Akhirnya, akar besar sepanjang sekitar satu meter tercabut juga. Saya juga menyisakan daun-daun yang tumbuh untuk dijadikan bukti agar teman-teman lain yang juga berburu Pasak Bumi yakin akan hasil "perburuan" saya. Dan perjalanan pulang dari hutan dengan klotok terasa begitu indah hari ini dengan ditemani pasak bumi.

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Naik klotok ditemani Pasak Bumi Kalimantan yang super :)"]

Naik klotok ditemani Pasak Bumi Kalimantan yang super :)
Naik klotok ditemani Pasak Bumi Kalimantan yang super :)
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Akhirnya tercabut juga pasak bumi "]

Akhirnya tercabut juga pasak bumi harta berharga ini
Akhirnya tercabut juga pasak bumi harta berharga ini
[/caption]

"Ini Pasak Bumi siapa? Besar banget." Salah seorang teman survei vegetasi bertanya pada saya usai kami berkumpul kembali di tempat penginapan.

"Saya dan Pak Martinus tadi nyabut, Pak, hehe." Canda saya. "Wah mantep, diam-diam Pak Siddik juga nyari ya," "Ya Pak, buat tenaga pulang ke Bogor." "Hahahaha...." kami pun tertawa riang.

Suasana lelah melakukan survei selama 10 hari di Hutan di daerah Kendawangan Ketapang Kalbar terobati oleh canda tawa kami, Tentu saja hasil buruan berupa akar "obat kuat" asli Kalimantan merupakan salah satu kesuksesan survei ini.

Pasak Bumi memang unik. Pahitnya tak hanya saat meminumnya tapi juga saat mencabutnya. Tapi mungkin sugesti obat kuatlah yang membuat rasa pahit itu seolah menambah kekuatan kami selama beraktiitas berat.

Semoga Pasak Bumi terus lestari keberadaannya di hutan Indonesia sebagai salah satu kekayaan alam yang sangat bernilai.

Catatan :

Foto adalah dokumentasi pribadi penulis. Publikasi foto ini di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun