Mohon tunggu...
Achmad Ridwan Sholeh
Achmad Ridwan Sholeh Mohon Tunggu... Akuntan - Pegawai

Ayah dari Achmad Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

5+1 Cara Bertahan pada Krisis Keuangan se-Masuk Akal Mungkin

6 Mei 2020   11:13 Diperbarui: 6 Mei 2020   15:32 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup bukan hanya urusan uang, tetapi urusan uang membuat kita bertahan hidup

 “Pak, besok beli tahu lagi ya buat lauknya, biar cukup uangnya”, ucap Siti kepada Tono suaminya . Tono yang sejak 5 tahun terakhir berprofesi pedagang mie ayam di Pasar, kini beralih profesi menjadi pekerja serabutan. Sejak lapaknya ditutup karena sepinya pembeli,  Tono harus memeras otak menghidupi anak istrinya. Apa saja dikerjakan olehnya agar dapur tetap mengepul.

Sejak tiga bulan terakhir kondisi perekonomian di Indonesia menurun. Dari konglo hingga mikro terdampak lesunya aktivitas ekonomi. Bedanya pada sisi mikro, terutama penerima upah harian seperti Pak Tono mengalami penurunan penghasilan yang signifikan . Tabungan yang terbatas untuk bertahan hidup membuatnya harus rela melakukan apa saja.

Saya mencoba memberikan sedikit tips dan motivasi bagi kalian yang sedang tertekan permasalahan keuangan. Sebagai referensi atau menanamkan pikiran positif agar tak berlarut-larut tertekan. Berikut berdasarkan pengalaman pribadi bertahan dalam krisis finansial;

1. Coret Pengeluaran Yang Tidak Penting

Menghitung kembali keuanganmu adalah penting untuk memaksimalkan apa yang kamu miliki. Bila pengeluaran lebih besar, maka coret kebutuhan bulanan yang tidak terlalu penting. Dahulukan kebutuhan primer, coret kebutuhan sekunder dan tersier mu, semisal traveling, shopping barang-barang yang masih bisa ditunda.

Gak usah maksa jalan-jalan deh!  Adanya sudah sampai di tempat wisata malah disuruh balik. Paling parah kamu bisa dikarantina di wilayah yang dituju selama 14 hari. Belum lagi urusan kembali dari travelling, pasti deh dijamin kalian ribet di interogasi bapak-bapak penjaga portal desa.

“Mau kemana?, Darimana?, Ada keperluan sama siapa?” Beeh ribet pokoknya. Tips saja dari saya, kalau ketemu bapak-bapak penjaga portal bilang saja “Saya kurir pak”, lumayan agak dikasih longgar biasanya. Yah kalau gak dikasih longgar ujung-ujungnya kamu di karantina kembali.

Untuk menghindari kekonyolan travelling yang akan terjadi, alangkah dengan bijaknya kamu tidak berpergian selama masa pandemi ini. Selain menghemat anggaran  yang cukup besar, kamu juga termasuk warga Negara yang taat pemerintah. Anggaran jalan-jalan bisa dialokasikan ke hal bermanfaat lainnya

Pos pengeluaran lainnya semisal belanja barang baju, sepatu, dan outfit kamu lainnya tentu sangat bisa ditunda. Toh memakai outfit lama tak membuat statusmu berkurang. Lihat pendiri facebook si Mark Zuckerberg yang kaosnya itu-itu saja, kayak kaos Tanah Abang sudah 5 tahun dipakai, apa dia dicap pelit atau kere? Gak juga, lah kita?. Intinya jangan gengsi, hidup ya hidup kita.

Di tengah kondisi sulit kewarasan akal juga harus dijaga Tak perlu memaksakan kondisi sekarang untuk membeli outfit agar terlihat hype abizz. Ada baiknya anggaran outfit dan similikitinya ini disimpan dengan baik atau digunakan untuk bersedekah bagi yang membutuhkan. Lumayan kan pahala membantu sesama, hitung-hitung nyicil rumah di surga yang harganya gak ada di KPR bank.

2. Makan Secukupnya dan Wajar

Makan merupakan hal pokok dalam menunjang hidup, kalo dalam robot (yang bunyi fayer-fayer) makan itu baterainya. Disini saya tekankan, bahwa makan itu tak hanya cukup tapi juga wajar. Keduanya merupakan frase yang tidak terpisahkan dalam urusan penghematan. Banyak yang telah berhasil dengan metode “Cukup dan Wajar”, contoh saja mahasiswa kasta menengah ke bawah. Terbatasnya pemberian orang tua membuat mereka menjadi smart people dalam urusan perperutan.

Istilah cukup memang berbeda-beda setiap orang, tetapi pada intinya tidak berlebihan. Semacam saya misalnya, gaji yang tak terpaut jauh dari UMR tentu tidak mungkin setiap hari makan makanan cepat saji yang iklannya tak sesuai dengan kenyataannya.

Untuk orang semacam saya makan roti burger satu ukuran paling kecil mana kenyang, adanya beli 3 dan ditotal sama minumannya bisa sampai Rp, 100.000 sekali makan, kalau 3x makan?, apa gak ambyarrr.

Contoh saya dengan gaji UMR, cukupnya nasi Warteg porsi kuli dan es tehnya cukup Rp, 15.000, sesekali bolehlah yang agak mahal dikit. Untuk yang sudah berkeluarga lebih baik untuk sarapan dan makan malam di rumah. Selain lebih hemat dan juga bisa berkumpul bersama keluarga. Ingat kata Bapak, lelaki hebat adalah yang mampu menyediakan “makanan” untuk keluarganya.

Nongkrong coret saja dari listmu saat ini. Gak makan dan minum ditempat tongkrongan, gak bakal membuatmu sakaratul maut. Minuman kopi-kopi modern itu lebih cocok dibilang diabetes maker dengan kandungan kopi kurang dari 10%.

Belum lagi harganya bisa 5 kali lipat dari kopi hitam di warung yang kandungan kopinya mencapai 90% (saya tidak bilang 100% karena ada yang dicampur jagung). Berhenti dululah wahai kisanak, ngaduk kopi dirumah saja, #stayathome.

3. Mencari Alternatif Sumber Pemasukan Baru.

Gini loh, yakinlah Tuhan sedang menguji agar dirimu menjadi pribadi yang adaptable dengan berbagai masalah. Setelah masa-masa sulit berlalu kegiatan pekerjaan sampingan ini bisa jadi menjadikanmu wirausahawan baru dan lebih baik dari sekedar bekerja dengan orang lain. Sungguh banyak kisah orang sukses karena keterdesakan dan kesusahan.

Contoh saja sewaktu kita kuliah bila kiriman dari kampung tak mencukupi atau tak ada, tentu diinisiasi dengan bekerja sampingan agar tidak mati konyol di kos. Bahkan selevel Chairul Tanjung, Bos Trans Corp sewaktu kuliah pernah bekerja sebagai tukang fotokopi demi mencukupi kebutuhan hariannya. Hari ini siapa yang tak kenal Chairul Tanjung si Anak Singkong?.

Balik lagi, jangankan yang sudah di PHK, yang masih menjadi karyawan juga mengalami kesulitan saat ini, baik pemotongan gaji hingga penghapusan THR.

Untuk mencukupi belanja sehari-hari banyak di sekeliling saya yang menjajakan masker. Menurut keterangan dari salah satu teman yang menjual masker, keuntungan yang didapat dari menjual masker saat ini bisa 100%  dari harga kula'an, wooow.

Untuk yang sedang berusaha apalagi untuk kebutuhan keluarga, tak usah malu, tak usah didengarkan orang berkata negatif. Mereka yang  berkomentar negatif semacam itu gak bakal bantu kalian waktu kesusahan. Maju saja terus bang, sikatt!!!.

4. Jual Barang-barang yang Tidak Dibutuhkan.

Pernah lihat film-film Bajak laut bila kapal keberatan muatan, tentu sebagian barang akan dilempar ke laut?

Adegan Jack Sparrow dengan Kapal Black Pearlnya membuang drum khamer merupakan salah satu metode penyelamatan diri disertai pengorbanan atas sesuatu yang dicintai. Siapa bajak laut yang gak suka khamer alias alkohol, Zoro saja di kartun bajak laut One Piece kerjanya mabok-mabokan.

Akan tetapi Jack Sparrow cukup waras dengan membuang muatannya agar diri dan kapalnya selamat dan mabok-mabokan di kemudian hari, halaahh.

Tetapi intinya bukan soal alkohol, yaiyalah, terutama umat muslim dilarang minum minuman yang memabukkan yaa. Intinya kita harus menggunakan seluruh daya upaya agar menyelamatkan jiwa dan raga terlebih dahulu.

Lihat disekitar mu, apa ada barang yang bisa dijual untuk menutupi krisis finansialmu saat ini. Contoh barang pemberian mantan. Buat apa masih disimpan-simpan jual saja, pengalaman pribadi saya menjual action figure pemberian mantan, lumayan laku hampir satu juta. Satu juta di masa sulit ini sangat berarti terlebih para bapak yang harus memberi makan anak dan istri.

Bila keadaan kalian sangat terdesak jual barangmu yang tidak menunjang kehidupanmu saat ini. Mobil, sepeda motor, TV, Kulkas, dan lainnya. Jual dulu sementara  yang menurut ukuran kalian tidak penting demi menutupi perut anak, istri, dan dirimu dari kekurangan makanan.

Terlebih yang memiliki kredit kendaraan, lepaskan saja bila memang kendaraan tersebut menjadi beban dan tak bisa membuat penghasilanmu bertambah. Kredit perbankan selama masa sulit memang sangat mencekik, berkurangnya penghasilan tak membuat pihak bank iba dengan kalian. Target marketing selalu jalan bos.

5. Ngutang Pada Yang Bisa Diutangin

Ingat berhutang hanya untuk sementara jangan jadikan kebiasaan. Tak ada yang nista atas kegiatan berhutang, yang salah salah adalah yang tidak bayar hutang kemudian kabur tanpa kejelasan. Berutang tentu tak asal berutang dan harus melihat kepada siapa kita akan berutang. Ada tiga pihak yang menjadi opsi kita ngutang, pertama Bank, kedua keluarga, dan terakhir tetangga.

Saran saya untuk utang di perbankan sebaiknya mengambil lembaga resmi yang tersedia program pemerintah semacam KUR (Kredit Usaha Rakyat). Di samping bunga ringan, agunan tidak terlalu ribet biasanya berdasarkan keterangan istri saya. Jangan sampai terjebak pinjol (pinjaman online) dimana bila telat akan menjadi bunga-berbunga dan teror seperti yang sudah-sudah. Hitung juga kemampuan membayarmu agar tak malah menjadi buntung karena bank jelas tak mau ambil resiko.

Kedua, pihak yang bisa kita adalah keluarga. Salah satu keunggulan berhutang pada sanak saudara adalah tanpa bunga. Tak tegalah, masak mau makan dari kesusahan saudara.  Kelebihan lainnya adalah jangka waktu lebih bebas tergantung kitanya yang menjanjikan, asal tahu diri saja, masak pinjam sejuta kembalikannya 5 tahun.

Kekurangan berhutang pada saudara adalah angka yang diberikan biasanya dibawah angka yang hendak dipinjam. Contoh, “Bang pinjam sejuta dong, ini gaji lagi seret?”, “Nih gua cuma punya lima ratus (padahal ada lebih), pakai saja dulu”, “Ehmm yasudah, makasih bang”. Dialog seperti ini sering terjadi di keluarga saya yang pendapatannya rata-rata UMR. Ya, kadang diakali dengan menyebutkan angka yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan upsss.

Terakhir adalah berutang kepada tetangga. Berhutang kepada tetangga tergantung pada image dirimu sendiri. Untuk menjaga keharmonisan rukun tetangga ada baiknya melunasi hutang sesuai kesepakatan, bila tidak, tentu dirimu akan dijadikan bahan pergunjingan satu kampung. Kelebihan berhutang pada tetangga tentu tanpa bunga. Bila terdapat bunganya, maka dipastikan tetanggamu adalah lintah darat.

+1.  Berdoa

Setelah semua usaha dilakukan, cukuplah berdoa meminta kepada Tuhanmu. Berusaha tanpa berdoa adalah sebuah kesombongan, sedangkan berdoa tanpa usaha adalah sia-sia. Selepasnya serahkan hasil kepada Tuhan dan itu merupakan jalan terbaik yang telah ditetapkan.

Salam Smart People.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun