Mohon tunggu...
Achmad Ridwan Sholeh
Achmad Ridwan Sholeh Mohon Tunggu... Akuntan - Pegawai

Ayah dari Achmad Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Istriku, Pegawai Bank yang Melamar CPNS

29 Maret 2020   14:31 Diperbarui: 29 Maret 2020   14:43 4609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era presiden Jokowi, penerimaan PNS sangat minim. Ini terkait kebijakan perampingan birokrasi agar menjadi lebih baik. Penerimaan PNS berhenti selama 4 tahun. Dan ditahun keempat baru mulai menerima PNS kembali.

Empat tahun tersebut merupakan tahun-tahun neraka bagi pendamba PNS, terutama tenaga honorer. Bagaimana tidak empat tahun dirasa membuang umur sia-sia, sedangkan pelamar PNS dibatasi usia sampai dengan 35 tahun.

Saat itu dia sudah menjadi istri saya. Saya menikahinya di ulang tahunnya yang ke-26 Sebulan setelah pernikahan istri dinyatakan positif hamil. Di tengah kesibukan merawat kehamilan anak pertama dia lupa mendaftar PNS di tahun 2017.

Istri saya melewati pendaftaran PNS di tahun 2017 dan 2018. Entah apa alasannya saya tidak tahu, saya pun tak memaksa dia untuk mendaftar. Bahkan mertua kali ini tidak memaksa, mungkin karena dia sudah berkeluarga, terserah apa kata suami.

Pegawai Bank

Menurut saya pribadi, menjadi pegawai bank itu berat. Bagaimana tidak berangkat jam 7 pagi pulang minimal jam 7 malam. Bayangkan 12 jam terhitung perjalanan dari rumah ke kantor pulang-pergi 1 jam. Belum bila lembur di akhir pekan untuk mengejar setoran atau apalah namanya.

Intinya menjadi pegawai bank adalah waktu dengan keluarga terbatas. Terutama untuk anak, dimana anak baru bangun sudah berangkat dan mau tidur baru ada untuk anak. Tenaga yang sudah lelah terkadang menjadi amukan yang tak terkontrol.

Soal gaji, menjadi pegawai bank untuk entry officer juga tak besar-besar amat berkisar UMR di setiap daerah masing-masing. Take home pay nya masih besar saya yang karyawan non bank dengan jam kerja 7-8 jam. 

Sebenarnya beberapa kali terlintas untuk menyuruh berhenti, tapi selalu saya urungkan. Mengingat mertua yang sudah menyekolahkan dan usahanya untuk mendapatkan gelar sarjana. 

Soal anak, saya pun dulu ditinggal, dititipkan ke tetangga dan ibu bekerja dan tidak ada masalah dengan perkembangan saya. Lebih beruntung anak saya, yang masih dijaga nenek dan kakeknya dan adapula tantenya yang masih bersekolah. 

Anak saya juga sempat merasakan day care kurang lebih setahun. Budget untuk day care ada, toh keduanya bekerja. Sejak mertua pensiun, mereka bersedia menjaga anak kami

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun