Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"New Normal" Pendidikan yang Dikepung "Old Mindset", Orangtua: "Sekolah kok Onlan-onlen!"

31 Mei 2020   09:02 Diperbarui: 31 Mei 2020   09:21 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa SDN Sigit 3 Desa Sigit, Tangen, Sragen, Jawa Tengah sedang belajar kelompok di rumah. Sumber: KOMPAS.com/Dok pribadi Lulu Kartika

Apalagi beberapa sekolah dasar negeri di Kab. Jombang digunakan tempat isolasi para pemudik dari luar kota. Hal ini memerlukan penanganan kebersihan dan perlakuan kesehatan yang serius.

Lingkungan tempat belajar harus dipastikan kembali bersih dan steril. Sebelum kegiatan belajar di sekolah dimulai, ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), kamar mandi, WC, ruang kelas dan setiap bagian dari environmental sekolah telah melalui proses screening kesehatan yang akurat.

Penerapan new normal di lingkungan pendidikan bukan sekadar berisi anjuran jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, dan pakai masker. Bahkan harus lebih dari itu: new normal memerlukan new mindset untuk membentuk "new perilaku".

Persoalannya, pada new mindset itulah pendidikan kita kerap kali kedodoran. 

Tidak cepat melakukan adaptasi. Lemot menentukan langkah antisipasi. Selalu terlambat merumuskan keadaan.

Selama pandemi kita mencermati kegiatan belajar online di rumah masih jauh panggang dari api. 

Orangtua peserta didik kualahan menjadi guru bagi anaknya sendiri. Anak-anak menjadi sulit dikendalikan. Ayah dan ibu pun dibuat stres.

Fasilitas belajar online antarsekolah belum merata alias njomplang di sana sini. Ada sekolah yang memiliki fasilitas mumpuni. Sementara sekolah lain, boro-boro belajar online, gedung sekolah tidak roboh sudah Al-Hamdulillah.

Orangtua dari kalangan menengah ke bawah menatap kenyataan: uang untuk beli paket data internet mending dibelanjakan beras. Mengatasi perut lapar di tengah ekonomi sulit lebih penting daripada belajar "onlan-onlen".

Apakah para guru telah siap mengajar secara online? 

Persoalan ini pun tak kalah pelik. Tidak heran apabila IGI menyarankan tahun ajaran baru dimulai pada Januari 2021.

"Memberikan kepastian tahun ajaran baru bergeser ke Januari akan membuat dunia pendidikan memiliki langkah-langkah yang jelas terutama terkait minimnya jumlah guru yang memiliki kemampuan tinggi dalam menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Online," kata Ramli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun