Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Grebeg Apem, Tradisi Unik Minta "Afwun" Menjelang Bulan Ramadan

18 Mei 2020   01:46 Diperbarui: 18 Mei 2020   01:40 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ratusan warga mengelilingi tumpeng besar berisi ribuan butir kue apem di alun-alun Jombang Jawa Timur, Jumat (3/5/2019) petang. Menyambut Ramadhan, Pemkab Jombang setiap tahun menggelar kegiatan gerebek apem, sebagai penanda dan pengingat datangnya bulan ramadhan. Foto: KOMPAS.com/MOH. SYAFII

"Jangan membuang-buang makanan!"

"Jangan membuang-buang makanan! Bisa kuwalat!"

"Iya, jangan membuang-buang makanan! Nanti kuwalat!"

Perang Apem rehat sejenak. Saya dan teman-teman cengar-cengir. Setelah orang dewasa berlalu, perang Apem babak kedua dilanjutkan lagi.

Perang Apem akan benar-benar berhenti manakala terdengar adzan Isya. Kami pun berhamburan menuju mushola. Siap meneriakkan puji-pujian dengan lagu yang fenomenal selama bulan Ramadan.

"Nawaitu shouma ghodin..."

Kue Apem dan Ki Ageng Gribig

Betapa polos kehidupan masa kanak-kanak. Atau terus terang saja, betapa nakal kehidupan saya dan teman-teman masa kanak-kanak dahulu. Kue Apem yang kami jadikan peluru ternyata memiliki sejarah yang agung.

Mengutip wikipedia kue ini dibawa Ki Ageng Gribig yang merupakan keturunan Prabu Brawijaya saat kembali dari tanah suci. Ia membawa oleh-oleh tiga buah makanan dari sana.

Namun karena terlalu sedikit, kue Apem ini dibuat ulang oleh istri Ki Ageng Gribig. Setelah jadi, kue  disebarkan kepada penduduk setempat. Sambil menyebarkan kue Apem Ki Ageng Gribig meneriakkan, "Yaa qowiyu" yang artinya "Tuhan berilah kekuatan".

Ki Ageng Gribig yang bernama asli Wasibagno Timur punya nama panggilan lain yaitu Syekh Wasihatno. Beliau putra dari Raden Mas Guntur atau Prabu Wasi Jaladara atau Bandara Putih, putra dari Jaka Dolog. Ki Ageng Gribig adalah cucu Prabu Brawijaya V raja terakhir kerajaan Majapahit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun