Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gus Jim

14 Mei 2020   01:58 Diperbarui: 14 Mei 2020   01:58 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com/pixabay

Istri Gus Jim makin penasaran.

"Enak ya ke mana-mana memakai sarung?"

"Enak bagaimana?" tanya Gus Jim. HP diletakkan.

"Kalau mau main bisa cepat, tidak perlu melepas sabuk dan celana. Sarung tinggal dinaikkan ke atas."

Gus Jim menangkap kecurigaan yang dimaksud istrinya.

"Saya pergi keluar rumah untuk berdakwah, ngaji, memotivasi umat, bukan untuk urusan yang bikin Mama curiga."

"Kalau begitu Papa bisa pakai celana, tidak selalu memakai sarung," sergah istrinya.

Sampai di sini Gus Jim terdiam. Ia ingin sekali menyampaikan fakta yang sesungguhnya, namun tenggorokannya tercekat. Gus Jim khawatir istrinya makin tidak percaya.

"Semua sarung sudah Mama buang. Besok Papa harus kembali memakai celana panjang," ucap istri Gus Jim sambil ngeloyor pergi.

Gus Jim terpana. Di depan istri mengapa ia jadi goblok ndadak: kecerdasan, kewibaan, kedermawanan lenyap seketika.

Gus Jim belum sadar, di rumah ia tidak lagi memakai sarung dan kopiah hitam. Ketika istrinya barusan ngamuk, ia hanya mengenakan katok kolor.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun