Ilmu tentang Batas dan Empan Papan
Karena itu, bagi dusun atau desa yang berada di zona hijau, kewaspadaan tetap ditegakkan. Mushola dekat rumah saya pun mulai menata persiapan menjelang bulan Ramadan. Karpet telah digulung sejak tiga minggu lalu. Tiap sore lantai dipel. Diberi tanda untuk menjaga jarak di antara barisan shalat.
Yang shalat berjamaah tidak ada orang dari luar. Semua tetangga sendiri yang saling memantau, mengingatkan dan menjaga kesehatan keluarganya. Takmir mushola telah menyusun panduan teknis sebelum shalat tarawih dimulai.
Misalnya, berangkat dari rumah sudah berwudlu terlebih dahulu; memakai masker; setiap orang membawa sajadah; tidak bersalaman usai shalat; serta panduan teknis lainnya.
Tak kalah penting adalah membangun pengertian sesama warga kampung bahwa daya tampung mushola menjadi sangat terbatas demi standar menjaga jarak antar jamaah. Yang tidak dapat tempat tidak perlu memaksakan diri shalat di mushola. Shalat Isya dan tarawih bisa dilaksanakan di rumah  bersama anak-anak.
Tidak ada pro dan kontra di antara jamaah manakala panduan memutus rantai penularan Covid-19 disampaikan secara logis dan bijaksana. Warga mengerti dan menerima keputusan dengan hati legowo.Â
Namun, jujur, saya membayangkan ada yang hilang pada bulan Ramadan nanti. Saya menghela napas, merelakannya hilang sementara waktu. Kepada yang hilang sementara itu saya mempuasainya sejak sekarang.Â
Tersadar saya. Puasa mengajari saya ilmu tentang batas dan kebijaksanaan empan papan. []
Jagalan, 200420
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H