Tidak egois, ini yang perlu disadari agar jalan mengenali diri semakin lapang. Orang yang egois adalah orang yang tidak mengerti dirinya.
Bagaimana tidak, jika dia ingin bahagia sendiri, kaya sendiri, sukses sendiri, hebat sendiri dengan cara mengorbankan orang lain. Jangan-jangan dia bukan manusia!.
Orang yang menikmati keuntungan di balik kebakaran hutan dan lahan, misanya, patut dipertanyakan harkat kemanusiaannya. Orang yang ingin melanggengkan budaya korupsi patut diteliti kewarasan jiwanya.
Mengenai hal ini stoisisme memiliki pandangan yang menarik. Ideal stoisisme layak direnungi.
Stoisisme bukan filsafat spekulatif dan sistemik. Ideal stoisisme menyatakan bahwa manusia bijaksana hidup selaras dengan alam, mengendalikan afeksinya, menanggung penderitaan secara tenang.
Tujuan kehidupannya ialah rasa puas dengan kebajikan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan.
Kita bisa mengenali perasaan dan emosi yang dipicu oleh peristiwa tertentu. Lalu kita menciptakan ruang berpikir untuk mencermati, meneliti, mewaspadai perasaan dan pikiran kita sendiri. Beberapa respon yang konstruktif merupakan hasil dari pikiran yang bijaksana.Â
Yang tak kalah penting adalah senantiasa menjaga gairah untuk menciptakan ruang bahagia bagi orang lain. Manusia yang mengenali dirinya, memahami asal usulnya, mengerti arah tujuan hidupnya tidak tega menyaksikan orang lain menderita.[]
Jagalan 160919
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H