Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Optimisme "Qoumun Akhor" Indonesia

14 Februari 2017   07:53 Diperbarui: 14 Februari 2017   08:21 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil riset Deloitte menggambarkan, tak ada yang lebih dipedulikan dan dianggap tantangan bagi masa depan kaum milenial di negara berkembang, termasuk Indonesia, selain isu klasik: kejahatan dan korupsi. Perbandingan prosentasenya dengan negara maju 58 persen berbanding 36 persen.

Mereka yang hidup di tengah “kesengsaraan” khas negara berkembang justru memiliki keterkarikan terhadap isu jaminan kesehatan, kelaparan, dan kesenjangan pendapatan (50%), lebih tinggi dibanding anak muda negara maju (43%). Lebih spesifik lagi hal ini menjadi sinyal sekaligus harapan bahwa generasi milenial Indonesia memiliki komitmen untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang berkeadilan sosial.

Sekilas melihat optimisme generasi milenial Indonesia menghadapi bonus demografi, tidak sepatutnya bagi “generasi tua” hanya mempersiapkan dan berhitung sisi keuntungan ekonomi saja. Bias konfirmasi materialisme itu justru kontra produktif dengan cita-cita, aspirasi dan visi masa depan generasi milenial.

Menciptakan conditioning iklim dan cuaca kehidupan berbangsa yang kondusif, meminimalisir kegaduhan politik, dan yang tak kalah penting menata keseimbangan berpikir merupakan benih pepohonan untuk merindangi masa depan.

Semoga optimisme ini tidak berlebihan, sebab melihat masa depan Indonesia tidak bisa menggunakan blindspot atau bidang kosong dalam imajinasi kita yang terlanjur menganga lebar. Bidang kosong dalam imajnasi itu, kini, sedang diisi oleh anak-anak muda, generasi milenial Indonesia. []

jagalan 14.02.17

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun