Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Kapitalisme Global Tak Perlu Diboikot

12 Desember 2016   16:23 Diperbarui: 12 Desember 2017   12:03 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, pada hari apa saja kita akan terus didorong untuk membelanjakan uang kita—berapa pun penghasilan kita setiap hari atau bulan. Tidak perlu menunggu hari belanja online, bahkan pada bulan Ramadhan yang seharusnya nafsu harus dididik dan ditaklukkan itu justru menampilkan efek konsumsi yang dahsyat. Pengeluaran meningkat jauh melebihi bulan sebelumnya.

Esensi sebuah momentum atau hari atau peristiwa bersejarah yang melahirkan peringatan hari tertentu terkubur oleh iming-iming angka—diskon murah, potongan harga, uang muka rendah. Hari Guru Nasional menjadi hari uang muka murah khusus untuk para guru yang akan kredit sepeda motor.

“Legalitas” perbuatan manusia cukup dibimbing oleh angka-angka walaupun dengan sangat disadari hal itu kadang menggerus makna dan esensi. Tidak penting lagi berapa nilai kekayaan kita, berapa penghasilan tiap bulan yang logis untuk dibelanjakan. Kapitalisme global akan menghitung dan memperlakukan manusia sebagai konsumen, angka, benda. Sikap materialistik adalah tatkala kita belanja bukan karena kebutuhan melainkan didorong oleh sejumlah keinginan ini-itu akibat provokasi iklan, merek, citra, gaya hidup, penampilan di depan orang lain.

Materialisme membuat kita gampang melihat uang dan harta sehingga untuk memilikinya kita tidak lagi memperhitungkan harkat dan martabat diri. Lebih luas lagi, materialisme adalah ketika kita mengutuk koruptor karena eman dengan sejumlah duit yang dicuri dalam jumlah sangat besar—bukan karena kasus moral yang membuat kita sedih atau marah: manusia kok mencuri. Korupsi tidak dilihat sebagai penistaan terhadap harga diri dan martabat kebangsaan.

“Kapitalisme global tak perlu diboikot, yang perlu diboikot adalah jiwa materialisme di dalam diri manusia sendiri!” tiba-tiba nasIhat Mbah Sot menampar saya. []

rumah ngaji 121216

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun