Dekapan Ibu dan Minyak Kayu Putih Aromatherapy Menyelamatkan Adinda

Salah satu sudut di dalam goa Coban (Dok. Pribadi)

Hari sudah sore. Gelap sebentar lagi menyergap. Hampir satu jam mereka berada di dalam goa. Belum ada tanda mereka menuju keluar goa. Saya sudah akan menyusul masuk. Kilatan lampu senter dari dalam goa mengurungkan niat saya. Mereka sedang berjalan keluar. Yang pertama muncul di mulut goa adalah Mas Srianto. Salah satu guru Taman Kanak-Kanak di dusun Bajulmati itu menggendong Dinda. Ibu Dinda berada di belakang Mas Srianto .

Mas Srianto berenang sambil mendekap Dinda. Bocah perempuan itu tidak bergerak. Ibunya tampak gugup sekali. Sampai di pinggir ceruk Dinda segera berpindah ke gendongan saya. Mas Srianto menyusul ibu Dinda. 

“Sejak masuk goa, Dinda sudah menggigil kedinginan,” kata ibunya. “Saya mau balik dia malah memaksa saya agar ikut masuk.”

“Dinda sudah kelelahan,” kata saya.

Ibunya mencoba membangunkan. Gugup. “Dinda…Dinda…ini Mama, Sayang…”

“Ada minyak kayu putih?” spontan saya bertanya.

“Ada di tas merah itu.”

Sumber: http://www.motherandbaby.co.id/

Mama Dinda segera membuka tas berwarna merah. Minyak Kayu Putih Cap Lang dioleskan di telapak tangan—sebanyak-banyaknya. Aromatherapy berhamburan menyentuh hidung. Berkali-kali Mama Dinda mengusapkan minyak kayu putih di perut, dada, dan punggung Dinda.

Dinda masih lemas tertidur. Inikah kondisi hipotermia itu? Kondisi yang terjadi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal yang dibutuhkan oleh metabolisme dan fungsi tubuh, yaitu di bawah 35°C. Saya tidak tahu pasti.

“Tambah lagi minyak kayu putih,” ujar saya. Mama Dinda menuangkan lagi Minyak Kayu Putih Cap Lang hingga telapak tangannya penuh dengan minyak. Punggung dan dada Dinda kembali diolesi minyak kayu putih.

“Biar saya menggendong Dinda,”