Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Permasalahan Gizi Anak Masih Menghantui

3 Oktober 2016   13:32 Diperbarui: 3 Oktober 2016   14:02 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://www.klikdokter.com/

Gaya hidup modern tidak sepenuhnya sehat. Kebiasaan anak mengkonsumsi makanan tak bergizi atau junk food dan minuman cepat saji semakin memicu obesitas. Namun keadaan itu tidak berdiri sendiri. Naiknya kekayaan nasional disertai naiknya ketersediaan makanan membuat konsumsi lemak per kapita naik dua kali lipat. Makanan olahan juga dikonsumsi dengan tingkat yang lebih tinggi, khususnya di wilayah perkotaan.

Kita boleh sedikit lega karena tingkat kematian balita mengalami penurunan—dari 85 tiap 100 kelahiran pada tahun 1990, menjadi 31 pada 2012. Kendati demikian, permasalahan malnutrisi pada anak masih menghantui. 

Kita perlu berpikir ulang tentang makna lapar, kenyang, sehat, enak, sedap, maknyus, atau idiom lainnya seputar makanan dan aktivitas makan. Pelan-pelan penuh kesabaran kita bisa mengajak anak berpikir dan bersikap misalnya, yang primer pada sebuah makanan bukanlah enak atau tidak enak. Tapi, makanan tersebut sehat dan menyehatkan ataukah tidak. Mengajari anak membaca komposisi makanan kemasan merupakan langkah jitu mengedukasi perihal memilih makanan yang tepat, sehat, dan menyehatkan.

Namun, sayangnya, kita terlanjur memiliki kebiasaan pola pikir enak atau tidak enak bukan hanya saat menyikapi makanan, bahkan tanpa disadari kita kehilangan kesanggupan memilah dan memilih mana primer mana sekunder.[]

Jagalan 031016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun