Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bangunlah Pondasi Bacaan Sebelum Anak Menghafal Al-Quran!

21 Juni 2016   23:37 Diperbarui: 22 Juni 2016   18:43 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka orang tua hendaknya tidak memaksa anak agar menghafal Al-Quran, apalagi harus ditempuh dalam waktu singkat. Menempuh langkah untuk menyiapkan anak sebelum menghafal Al-Quran lebih urgen untuk dikerjakan daripada langsung menodong dengan hafalan.

Orang tua perlu mengajarkan cara melafalkan huruf-huruf Al-Quran dengan mengikuti kaidah pelafalan yang benar. Mumpung anak masih belia, lisannya masih lemas, ajarkan mereka tata kaidah melafalkan huruf (makhorijul huruf) melalui bacaan-bacaan pendek surat Al-Quran. Perhatikan lisan anak, sudah tepatkan shifat dan makhroj huruf-nya? Pembelajaran ini ditekankan pada praktek (amaly), bukan teori (ilmy).

Pondasi berikutnya adalah mengajarkan kaidah bacaan yang bertajwid. Tidak berbeda dengan mengajarkan kaidah melafalkan huruf, pembelajaran tajwid ditekankan pada praktek. Pada tahap ini anak belum perlu mengetahui nama-nama bacaan dalam ilmu tajwid. Targetnya adalah anak membaca dengan benar sesuai kaidah tajwid.

Pondasi untuk membangun bacaan Al-Quran tidak akan berfungsi maksimal apabila anak tidak bisa membaca tulisan Al-Quran. Sering kita menemukan anak hafal beberapa juz Al-Quran tapi dia masih buta dengan tulisan Al-Quran. Pencapaian yang kontra produktif bagi masa depan hafalan Al-Qurannya. Pondasi bacaannya rapuh. Patut disayangkan memang.

Kunci Menghafal adalah Pengulangan
Ketika pondasi bacaan Al-Quran sudah mapan dan kokoh, orang tua bisa mulai nyicil dengan target menghafal surat-surat pendek. Pengulangan adalah kunci. Pengulangan diterapkan misalnya memilih waktu yang rutin kapan anak diperdengarkan bacaan Al-Quran. Atau pengulangan terhadap bacaan yang sudah dihafal anak (muroja’ah). Pola pengulangan harus ajeg (istiqomah) sesuai kemampuan anak.

Menghafal Al-Quran memang aktivitas mulia. Meski demikian ia bukanlah aktivitas untuk meraih kebanggaan dan pujian. Keikhlasan hati orang tua merupakan bunga-bunga doa yang dipanjatkan kepada Sang Pemilik Kalam. []

Malam Nuzulul Quran, Jagalan 210616

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun