Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bukan Sekedar Makan Siang

5 Mei 2016   21:40 Diperbarui: 5 Mei 2016   22:33 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka, saya pikir makan siang bersama siswa di sekolah bukan sekedar makan siang. Saya, seolah-olah menjadi Simbah, menanam bibit sikap kepimimpinan melalui aktivitas makan bersama.

“Jangan sampai ada upo yang tertinggal di atas piring,” kata saya kepada siswa.

Upo itu apa, Pak?”

Saya tersenyum. “Upo itu satu atau dua butir nasi yang tertinggal di atas piring. Makanannya dihabiskan biar ayam kamu tidak mati.”

“Saya tidak punya ayam, Pak.”

Kenapa hanya satu dua upo bisa mematikan ayam? Tentu saja itu adalah sanepan. Apabila kita sembrono dan meremehkan satu dua upo tertinggal, kita akan tidak segan lagi menyisakan makanan dalam jumlah banyak. Kesalahan kecil yang tidak segera diperbaiki akan mendorong seseorang berani melakukan kesalahan besar. Awalnya mencuri “kecil-kecilan”. Lama-lama menjadi koruptor dan pencuri kelas kakap.

Ayam mati merupakan simbol dari akibat kesalahan yang kelihatannya remeh dan ringan. Berat atau ringan dosa dan kesalahan toh ia tetap menjadi dosa dan kesalahan. Dampaknya akan tidak seringan yang kita perkirakan.

Dari aktivitas makan siang bersama siswa, kita mengajarkan sekaligus menanamkan benih-benih kepemimpinan. Sekolah yang memiliki aktivitas makan siang bersama siswa tentu tidak melewatkan ritual berharga ini. Makan siang tidak kalah penting dengan pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Makan siang, sungguh, bukan sekedar makan siang. []

Jagalan 050516

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun