Anak mengalami penurunan semangat dan motivasi sepenuhnya bukan murni salah kita. Tak perlu kita berlebihan menyalahkan diri. Yang perlu segera dilakukan adalah melihat persoalan dari perspektif yang berbeda.
Saat kita berdiri terlalu dekat dengan cermin, pantulan cermin menjadi tidak jelas. Demikian pula dengan anak: berdirilah di jarak yang tepat. Anak kita seutuhunya bukan diri kita. Bagian dari diri kita ada pada anak memang benar, tapi dia bukan kita.
Anak adalah pribadi mandiri yang tidak serupa sama dengan siapapun. Memotivasi anak seperti menatap cermin: pandanglah dirinya dari jarak pandang, sudut padang, cara pandang yang tepat sebagai pribadi yang dianugerahi fitrah oleh Tuhan.[]
Achmad Saifullah Syahid
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H