Wah lumayan cerdas jawaban Zildan.
“Mengapa tidak dibalik? Sandal dipasang di kepala. Topi ditalikan di kaki?”
“Gendheng itu!” sahut Rere.
Anak-anak tertawa. Lepas.
Tita, yang dari tadi diam sambil tersenyum-senyum, mengangkat tangan. “Bukan tempatnya. Sandal tempatnya di kaki. Topi di kepala.”
“Nah itu. Bukan tempatnya,” spontan Cak Siman menimpali. “Sekarang, silahkan pegang kedua mata kalian. Telinga. Hidung. Apakah kedua mata kita berada di tempatnya?”
“Iyaaaaa,” serempak mereka menjawab.
“Sandal dipasang di kaki. Topi dipakai di kepala. Mata, hidung, telinga, tangan semua berada di tempatnya masing-masing. Jadi apa kesimpulannya?”
Anak-anak mulai umek. Gremeng-gremeng. Belum ada jawaban.
Tika mengangkat tangan. “Kita memakai sesuatu sesuai tempatnya.”
“Yesss.” Cak Siman mengancungkan jempol kepada Tika. “Ayo apa lagi kesimpulannya?” tantang Cak Siman.