Jadwal kami pagi ini adalah "jalan-jalan" ke lokasi sekolah. Pak Izar, pengabdi di dusun Bajulmati sejak tahun 1989 menjelaskan, sekolah di dusun Bajulmati selalu memakai kata Harapan.
"Kami optimis dan pasti ada harapan bagi anak-anak dusun ini menikmati pendidikan," ujar Pak Izar.
Sekolah yang saya datangi adalah Taman Kanak-Kanak Tunas Harapan di Gua Cina. Jangan dibayangkan seperti TK atau playgroup di kota-kota besar dengan fasilitas pendidikan super lengkap. TK Tunas Harapan menyajikan ironi. Bagaimana tidak? Untuk ukuran fasilitas sebuah playgroup atau taman kanak-kanak, TK Tunas Harapan  minim sekali fasilitas pendidikannya. Berlantai tanah, berdinding bambu, dan aku lihat foto presiden dan wakil presiden dengan bangganya terpasang di dinding bambu itu. Ah, hatiku berdesir.
"Sarana prasarana yang ada di TK ini hasil gotong royong warga. Kepedulian warga menjadikan TK ini berdiri dan melayani siswa hingga hari ini," kata Pak Izar.
"Bagaimana dengan gaji para guru?" tanya saya.