Mohon tunggu...
Achmad Nur
Achmad Nur Mohon Tunggu... Seniman - Ahmadnrmansyah

Manusia biasa, tetapi susah bangun. Suka memberi pesan whatsapp, "okey sampai sana aku whatsapp", sampai akhirnya "Tidak, saya sudah dijemput!."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Narkoba Penyambung Lidah Bandar

9 Agustus 2019   15:24 Diperbarui: 9 Agustus 2019   18:43 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai akhirnya Roban memiliki istri, dan menikah dengan uang usaha nya sendiri,walaupun dengan hasil yang tidak baik. Setelah menikah Roban sudah memiliki peganggan narkoba sendiri, dan memiliki peluncur sendiri, tidak barang dari bapaknya lagi. Tetapi ia memiliki modal sendiri yang akan diputar nantinya. Tidak lagi memikirkan itu uang haram atau tidak, ini sudah urusan perut, tidak hanya Roban yang berpikiran seperti itu tetapi sebagian orang-orang dikampung itu juga yang sudah kecanduan menjual narkoba. Dan narkoba tidak hanya mencandukan yang memakainya saja, tetapi juga mencandukan orang untuk terus menjualnya, Jika penjualanya barang haram tersebut lancar.

***

Tidak lagi peduli dengan waktu, mau siang atau pun malam ada saja dari sebagian orang kampung itu yang menjual barang haram itu, pembelinya juga berbeda-beda dan tidak hanya kaum laki-laki saja yang membeli, namun kaum perempuan jalang ada juga yang meminati barang haram itu. Anak-anak yang masih bersekolah pun ada yang sudah kecanduan narkoba, seperti itulah narkoba, penyambung banyak lidah. yang sudah terbiasa dengan barang haram itu akan terus datang kekampung itu, entah orang dari mana saja yang sudah sering masuk ke kampung yang sangat kumuh dan sempit itu. Orang-orang kampung yang tak asing lagi dengan aparat yang berdatangan, Jika ada aparat yang menangkap salah satu dari seorang peluncur, maka banyaklah Bandar yang mengasingkan diri ditempat lain dan bersembunyi dalam beberapa waktu agar terus berjaga-jaga peluncur siapa yang ditangkap aparat.

Roban yang sedari berumur lima belas tahun sudah belajar menjual norkoba, dan sampai memiliki modal sendiri, dan memiliki peluncur sendiri, yang tak lain anak-anak kampung situ yang tak bersekolah atau pun tidak mau bersekolah dan anak itu yang memiliki bapak yang lebih dulu ditangkap aparat, maka diperkerjakanlah anak itu.

Menjeleng sehabis magrib, Roban mendengar peluncur dari Roban ditangkap aparat, dan ditemukan barang bukti narkoba berjenis sabu-sabu, yang dibungkus dalam plastik kecil. Mulai lah Roban memakukan aksinya, melari kan diri dari tempat tinggalnya dan mengangsingkan diri untuk beberapa waktu.

Dibawalah peluncur Roban ini kekantor aparat dan akandintrogasi oleh aparat, sesampai dikantor aparat maka mulai lah peluncur itu ditanya-tanya aparat, itu pun Alhamdulillah kalau tidak dipukul.

"Dari mana kamu dapat barang ini?.." dengan tegas polisi bertanya 

"Peluncur Roban hanya terdiam saat ditanya kan aparat."

"Mengapa kamu diam, jawab..." sambil aparat bertanya sampai juga tangan melayang dimuka peluncur Roban.

"Punya saya pak." 

"Dari siapa kamu dapat barang ini" melayang lagi tangan dimuka peluncur Roban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun