Mohon tunggu...
Achmad Nasihi MT
Achmad Nasihi MT Mohon Tunggu... Dosen - Profesi sebagai pengawas madrasah di DKI dan Dosen LB UIN SAIZU Purwokerto . Pada Tahun 2024 mendapat Anugerah Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai Pengawas Berprestasi Tingkat Nasional

Hobby menulis Karya Ilmiah dan karya sastra, terutama Puisi. Sudah menerbitkan dua Buku Kumpulan Puisi; Sulaman Rindu (2015) dan Puisi Tiga Dunia (2018).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sehimpun Puisi : Rumah Rindu

28 Januari 2025   14:14 Diperbarui: 28 Januari 2025   14:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

DI PINTU DOA

Tak akan ada gerimis bermuara di mataku
Meski mendung cakrawala samarkan jejak mimpi
Karena aku hanya menafsir cuaca dalam rumus syukur
Dan musim gugur dosa kuarsir dari kalender kufur

Bagiku, tak akan ada panas bertungku di cekung kalbu
Karena semua telah menjadi telaga
Di hamparan beningnya kulayarkan pikir
Di kedalaman lubuknya kuselamkan dzikir

Di pintu doa yang kupahat dengan taubat
Aku ingin masuk di suasana Syurga tanpa sekat
Segalanya halal tanpa syarat
Segalanya indah tanpa madharat

Di pintu doa dengan ribuan aroma takdir
Tak ingin kusiabak gelapnya tabir
Hanya kupasrahkan gema takbir
Bersama barisan lurus para musafir

Bekasi, 18 Nopember 2024

SYAUK

Aku rindu pada gugur bunga randu
Tanpa mengenal musim, yang mesti rebah bermukim
Serupa keakuan jatuh pada ayat-ayat suluh
Menakar sesal hidup serba asal

Aku rindu pada bintang di ketinggian
Tempat mimpi menjangkau hakiki
Dan cahaya menerangi segala cuaca
Muda bermaruah tua berkaromah

Aku rindu padaku
Dengan-Nya tak berjarak
Dalam sabar yang semarak

Aku rindu padamu
Saat terpisah menyuguhkan resah
Pada kepergian memastikan kepulangan

Dan aku bertualang ke ribuan rindu
Merayakan pertemuan selepas jarak dipenggal waktu

Rawamangun, 03 April 2024

HARIM

Dulu aku yang mengetuk di pintumu

Melangkah ragu diserambi rindu,

Memapah hasrat dengan dada terbelah

Agar kau menyelami mahabbah di raudhah jiwaku,

Padamu  kutambatkan hati agar tidak tenggelam di lautan sepi

betapa aku menguak tabirmu sehingga kau nyata tanpa fatamorgana

lantas kusunting semua pesonamu dengan ikrar bergema di dada

Kau belahan jiwa, tidak sekedar berbagi dan melengkapi

Juga menghadirkan keindahan dan  harmoni

Seperti bianglala bersulam warna-warna

Serupa senja yang bernaung jingga.

Kita menyibak belukar hidup

Membuka pematang tempat menebar benih

Dan bangau-bangau putih berlabuh,

Menghalau badai yang kerap menghempaskan nasib pada kegetiran

Mendamaikan resahnya syahwat dengan kesalehan,

Bukan sekedar menebar melati yang mengharumkan

Serupa Edelwais merangkai keabadian kasih sayang.

Terimakasih atas kesabaran menafasi kerentaanku

Atas ketulusanmu mensyukuri keapaadanku

Atas senyuman yang merekah meski mungkin mengulum kepedihan

Nyatanya kita tetap mengayuh bahtera di lautan kebahagiaan tanpa batas

dan rumah reot ini sejatinya adalah syurga yang kokoh denga fondasi ketulusan

Bekasi, 02 Januari 2025

TELAJAK RINDU

1/

Aku paling suka rindu dalam sunyi. 

Rasa itu begitu bernada meski tanpa suara

2/

Setelah semua terdiam
Aku tersadar, binar matamu
begitu hesteris meneriakkan rindu    

3/

Air mata itu kerap menyiratkan ungkapan rasa,
Seperti hati yang rindu mudah terbaca
dalam kebeningannya

4/

Cinta itu seperti Engkau
Merdu tanpa suara, indah tanpa rupa
dirindu tanpa jeda

5/

Aku lautmu, engkau biruku
Kita melebur rindu

6/
Engkau yang jauh,
 Maafkan, aku hanya bisa mengutus rindu
mendekap kesendirianmu

Bekasi, 15 November 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun