Mohon tunggu...
Achmad Khusni Mubarok
Achmad Khusni Mubarok Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Penulis lepas Budaya, seni, dan peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyusur Jejak Penyebaran Sosok Genderuwo hingga Masuk ke Bumi Nusantara

12 Juni 2024   08:25 Diperbarui: 12 Juni 2024   08:47 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Gambaran Genderuwo Pakai AI (Sumber: Tiktok/ainusantara) 

        Seperti yang sudah biasa kita ketahui, Indonesia di masa lalu pernah menjadi tempat bekumpulnya para pedagang dari berbagai Negara. Hal ini memicu berbagai budaya, mitos dan kepercayaan masyarakat luar bisa dengan mudah masuk dan membaur bersama masyarakat Nusantara.

        Istilah "Genderuwo" sebenarnya berakar dari bahasa sansakerta "Gandarva". Bisa dipastikan sosok ini menyebar dari kepercayaan hindu di masa Hindu-Budha, mengingat kepercayaan tersebut paling dominan pada jaman kerajaan. Dalam mitologi Jawa, Genderuwo merupakan sosok mitos sebangsa jin yang berperawakan seperti kera. Ia berbadan besar, berbulu hitam dan bermata merah. Konon, ia suka menggoda perempuan kesepian yang ditinggal suaminya pergi bekerja. Ia juga memiliki kemampuan untuk menyamar sebagai suami si korban.

        Namun, terdapat sesuatu yang janggal setelah kita mengetahui asal muasal Genderuwo di Nusantara. Bagaimana bisa sosok Genderuwo versi kepercayaan hindu yang dianut oleh sebagian masyarakat Jawa dahulu, telah berubah menjadi sosok sebangsa jin menyeramkan yang dipercaya sampai masa kini.

        Saya sendiri punya asumsi liar, bahwa terdapat campur tangan suatu oknum yang mendemonifikasi (mengubah perspektif sosok positif menjadi negative) sosok genderuwo untuk suatu kepentingan tertentu di masa lampau. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun