Kesuksesan pemain-pemain seperti Wiljan Pluim, Marc Klok, hingga Marco Simic pun merupakan testimoni yang meyakinkan bagi tim untuk mengalihkan perhatian mereka ke benua biru.Â
Sayangnya, karena lingkungan Indonesia yang jauh berbeda dari tempat mereka berasal membuat adaptasi lingkungan menjadi sulit dilakukan, sehingga banyak pemain yang hanya bertahan selama satu musim saja sebelum hengkang dari Indonesia.Â
Namun hal tersebut tidak menghalangi tim untuk bereksperimen dalam mendatangkan pemain asing asal Eropa. Saat ini, hampir tiap tim memiliki pemain asing asal Eropa.
Selain pemain asal Afrika dan Eropa, yang jelas mengalami perubahan lainnya adalah pemain asal Amerika Latin.Â
Dalam kasus ini, pemain asal Brazil lah yang menjadi primadonanya. Berasal dari negara tropis, lihai dalam mengolah bola, memiliki kecepatan dan insting mencetak gol yang ganas, serta mentalitas pemenang yang mandarah daging dalam tubuh mereka membuat pemain asal Brazil digemari oleh tim-tim di Indonesia. Namun, membludaknya pemain asal Brazil tidak diikuti oleh pemain asal negara Amerika Latin lainnya.Â
Bisa jadi, untuk masalah pemain asal Amerika Latin, tim-tim tidak ingin mengambil resiko dengan mencoba pemain dari negara lain, sementara banyak pemain asal Brazil sudah menunjukkan kualitasnya di dunia pesepakbolaan Indonesia. Dengan demikian, kesempatan munculnya pemain-pemain berkualitas seperti Cristian Gonzales, Ronald Fagundez, atau Cristian Carrasco pun cukup tertutup.
Bagaimana dengan pemain asal Asia? Tidak banyak perubahan yang terjadi. Pemain asal Korea Selatan dan Jepang masih mendominasi, dengan minoritas pemain dari negara-negara Asia Tengah seperti Uzbekiztan menghiasi sepak bola Indonesia. Sebenarnya, pengambilan pemain dari negara Asia Tengah ini patut dipertanyakan, mengingat selain faktor lingkungan yang sangat berbeda dari Indonesia, gaya bermain yang lebih lambat membuat pemain tidak dapat mengembangkan permainan mereka. Tercatat, Tira Persikabo adalah tim yang selalu konsisten menggunakan jasa pemain yang berasal dari kawasan Asia Tengah selama empat musim terakhir, meskipun performanya bisa dibilang tidak memuaskan, sehingga mereka hanya bertahan selama semusim saja sebelum hengkang dari Indonesia.
Namun jika berbicara tentang pemain Asia, sejujurnya saya merindukan kedatangan pemain dari negara, tetangga seperti kala Safee Sali memperkuat Pelita Jaya atau Noh Alam Shah yang mampu tampil ganas Bersama Arema.Â
Kehadiran pemain dari negara rival tersebut berdampak cukup positif dalam memacu semangat pemain lokal untuk mengembangkan potensi mereka.Â
Akan tetapi, kompetisi di negara tetangga yang makin berkembang membuat para pemain yang berasal dari Asia Tenggara memutuskan destinasi baru sebagai tempat mencari pengalaman.Â
Saat ini, negara yang populer di kalangan pemain asal Asia Tenggara mungkin adalah Thailand, meskipun banyak pemain yang memilih destinasi yang lebih jauh seperti Jepang, Korea Selatan, atau negara-negara di kawasan Eropa.