Hal janggal lain dalam 'Possession' yaitu dialog yang berusaha terlalu dekat menjadikan film ini terasa panggung teater. Dialog yang tampil dengan kaku, baik dari sisi pengucapan dan kalimat semua karakter didalamnya. Bagiku sebagai penikmat teater, tak ada masalah karena justru ini membuat film terasa artsy atau memang mengikuti jejak versi film Perancisnya. Tapi, bagi penonton awam mungkin bakal terdengar asing.
Hadir sebagai gebrakan horor besutan dari Razka Robby Ertanto, 'Possession' kembali mengulang sukses penampilan lain dari seorang musisi kenamaan Nugie yang berperan sebagai sutradara teater. Meski screen time tak begitu banyak, Ia mampu curi perhatian berakting lebih lepas sebagai sosok lelaki kemayu. Aktingnya patut diacungi jempol seperti saat Ia membintangi film Primbon.
Totalitas akting juga tampil begitu menawan dari deretan cast ternama seperti Darius Sinathrya, Carissa Perusset, Sara Fajira, Arswendy Bening Swara, Rangga Nattra, Ferry Salim, dan Sulthan Hamonangan. Mereka bisa tampil interaksi dengan pas bersama lawan mainnya. Tentu mereka sudah melalui workshop khusus untuk belajar seni peran saat pra produksi.
Secara teknis, 'Possession' terlihat spesial untuk set desain, sinematografi, dan scoring yang bangun adegan membentuk hal-hal seram dan bikin tegang. Color grading juga tergolong aman untuk pshycological horror yang tergolong eksperimental. Meski ada plot hole tadi, film berhasil membungkus konsep artsy dan diakhiri dengan sweety. Ibarat penonton baru saja menyaksikan pentas teater dari dalam bioskop dengan pandangan feminisme yang makin dikuatkan dalam alunan lagu Sabda Alam (Danilla Riyadi).
Kompasianer sudah terbayang kan kalau ternyata PIKIRAN kita itu sebetulnya hal yang paling menakutkan dan bisa membuat KERASUKAN!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H