Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Makna Saling Memaafkan Saat Momentum Lebaran

29 April 2023   23:58 Diperbarui: 30 April 2023   00:01 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana halalbihalal penulis bersama teman-teman untuk saling memaafkan saat lebaran (dokpri)

     Aku jadi teringat perkataan seorang psikolog klinis bernama Rubin Khoddam yang menyatakan bahwa memaafkan itu memilih menerima apa yang terjadi sebagaimana adanya ketimbang apa yang bisa atau seharusnya terjadi. Memaafkan orang lain dapat juga berarti melepaskan atau kesiapan kita untuk melangkah ke masa depan ketimbang berkutat pada masa lalu. Maka, momentum lebaran Idulfitri setiap tahunnya menjadi waktu tepat atau proses yang pas untuk senantiasa memaafkan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat sebelumnya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

     Hakikat dari momentum lebaran Idulfitri yaitu kembali kepada fitrah (kesucian). Seseorang yang sudah memaafkan orang lain berarti dia termasuk golongan orang-orang yang punya akhlak terpuji. Dengan demikian Idulfitri tak hanya dipandang sebagai seremonial keagamaan, kita harus berusaha mencari kebenaran dengan memaafkan orang lain. Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang memaknai lebaran Idulfitri dengan saling memaafkan.

"Saat kau memaafkan orang lain, berarti kau telah memaafkan dua hati sekaligus. Hati dia yang berbuat salah dan hatimu yang ikhlas menerimanya"

Suasana halalbihalal penulis bersama teman-teman untuk saling memaafkan saat lebaran (dokpri)
Suasana halalbihalal penulis bersama teman-teman untuk saling memaafkan saat lebaran (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun