Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Persepsi yang Mempersilakan Penonton Berasumsi

19 Agustus 2021   22:26 Diperbarui: 19 Agustus 2021   23:38 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semua yang tersentuh cahaya, kuasa saya!"

Film Persepsi layak masuk dalam deretan film Indonesia bergenre thriller karena suasana yang menegangkan. Setiap adegan bisa ditonton melalui platform daring Bioskop Online sejak 11 Juni 2021 lalu sampai saat ini. Bagi Kompasianer yang tak berani nonton sendirian, ajak keluarga atau temanmu juga ya!

Konon Film Persepsi sudah syuting sejak 2016 silam, tapi baru bisa tayang tahun ini dimasa pandemi. Menonton film yang diproduseri Zaskia Sungkar dan Eddy Sutrisno ini bagai melihat gimmick diacara televisi. Hanya saja color grading dalam film sengaja dibuat dark atau gelap untuk mengisahkan sesuatu yang mengerikan.

Cerita diawali dari sosok ilusionis tenar, Rufus Black (Arifin Putra) yang terlibat dalam acara reality show berhadiah miliaran rupiah. Ada empat anak muda dari latar berbeda yang merasa tertantang ikut serta acara itu. Sebut saja Lingga Abraham (Irwansyah), Laila Hart (Hannah Al Rashid), Andrea Risma (Nadine Alexandra), dan Michael Baldin (Nino Fernandez).

Mereka harus bertahan hidup selama lima hari di sebuah rumah mewah. Tapi, didalam rumah itu pernah terjadi pembunuhan keji yang menewaskan para penghuninya. Korban pembunuhan berasal dari keluarga Lewis Ford (Cornelia Sunny, Nana Mirdad, dan Marthino Lio)  yang muncul dan penuh teka-teki, apa memang penampakan itu realita atau hanya sekadar persepsi semata.

Tantangan mendapat cuan tak mudah. Mereka harus melewati gangguan atau kejadian aneh yang menguras emosi dan mempertaruhkan kondisi psikis masing-masing. Ada diantara mereka yang tidak betah. Padahal, siapa yang bisa mengendalikan persepinya tentu bakal bawa pulang hadiah. Akankah diantara mereka ada yang berhasil?

"Semua yang terjadi di rumah itu hanya dari cerita atau sesuatu yang kita percayai dan kita terima"

Ide cerita Film Persepsi terbilang menarik sebab tak pernah diangkat dalam ranah perfilman Indonesia. Ide ini mengingatkan penulis pada acara reality show favorit seperti Penghuni Terakhir dan Big Brother Indonesia. Bedanya, kejadian-kejadian ganjil pada film Persepsi bertaruh dengan nyawa.

Latar cerita dibuat dalam konsep acara reality show untuk cari cuan dan masing-masing peserta punya motivasi mendapat hadiah demi anak-anaknya. Mereka berbeda pendapat dan merasa paling benar serta tidak mau mendengarkan satu sama lain. Mereka harus mengkhawatirkan diri sendiri karena diantaranya masih ada yang tidak percaya Tuhan maupun kekuatan doa.

Pembangunan karakter dalam setiap pemeran memberi impresi yang kuat dalam menunjukkan persepsi dan sikapnya masing-masing. Para pemeran bertahan dengan konsistensi karakternya, meski dalam dialog juga ada yang keteteran. Seperti saat Michael harus bercakap dengan sebutan "saya-kamu" atau "gue-lue"

Lebih lanjut, penampilan para pemeran patut diapresiasi. Terutama, sosok Lingga yang diperankan Irwansyah. Akting aktor ini memukau dan membuat emosi penonton terombang-ambing dengan jiwa arogansinya.

Irwansyah sebagai Lingga dalam Film Persepsi (tangkapan layar Bioskop Online)
Irwansyah sebagai Lingga dalam Film Persepsi (tangkapan layar Bioskop Online)

Tak hanya ide cerita dan akting pemeran, tata kamera juga unik karena mengambil sudut pandang masing-masing tokoh. Kamera berupaya mengikuti gerakan kepala masing-masing pemeran. Beberapa adegan juga terlihat bahwa point of view kamera diibaratkan seperti para pemeran sedang melakukan vlogging atau bermain games. Penonton seolah diajak merasakan seperti apa yang mereka lakukan. Sungguh gaya tutur kamera yang bisa diapresiasi!

Adegan demi adegan dipenuhi jump scare. Kisah masa lalu tentang pembunuhan sadis akan membawa penonton untuk melihat kucuran darah dan potongan tubuh manusia di tempat tak terduga. Beberapa adegan digarap sutradara Renaldo Samsara untuk membuat detak jantung berdebar. Oleh sebab itu, debutnya dalam Film Persepsi cocok ditonton saat malam Jumat tiba.

Latar rumah angker turut mendukung suasana tegang. Setiap bagian rumah juga didesain dengan kemewahan yang simpel tapi canggih. Misal, pintunya yang tertutup otomatis.

Pemilihan beberapa bagian rumah sudah pas dimanfaatkan dalam adegan penemuan mayat, seperti kolam renang dan dapur. Tapi, eksekusi masih kurang. Kolam dan tempat pemanggangan kue seperti oven tak mampu menampilkan efek kejut yang menyeramkan. Misterinya pun terasa agak nanggung.

Durasi film yang hanya 52 menit pun berpengaruh pada pengembangan cerita. Setiap pemeran yang berada di rumah itu punya persepsi dan penilaian sendiri terhadap dirinya. Namun, apa yang dilihat belum tentu orang lain melihat seperti apa yang kita lihat.      

Beberapa adegan terkesan diuber waktu dalam hitungan jam dan hari. Contoh, saat para pemeran mabuk lalu tidur. Tiba-tiba mereka bangun lagi karena mulai merasakan keanehan didalam kamar. Apa secepat itu orang mabuk bisa kembali sadar? Adegan seperti ini terlihat tak berpengaruh dalam cerita.

Begitu juga saat arwah tampil menyamar jadi sosok para pemeran didalam rumah. Back story dari kasus pembunuhan makin mengurai kerumitan karena seolah tak ada penyelesaian dalam konflik yang dibentuk. Flashback pun disuguhkan dalam dialog berbahasa inggris yang terdengar asing ditelinga penonton.

Plot twist! Cerita tampak membingungkan saat pertengahan film sampai akhir. Semua adegan terlihat tak bermakna sebab pemangkasan durasi yang semula terhitung sampai 90 menit. Perspektif film yang berpindah tentu menyulitkan penyuntingan gambar sehingga penonton akan gagal paham atas ancaman apa yang dialami tiap pemeran. Teror antar masa lalu dan masa kini menjadi kacau dan berantakan untuk dinikmati.

Keseluruhan film makin sulit diterima oleh beberapa penonton, mengingat selebritis lain seperti Samuel Rizal, Acha Septriasa, Nirina Zubir, dan lain-lain muncul sebagai cameo diakhir film. Mereka memantapkan persepsi bahwa semua yang terjadi hanyalah sebuah gimmick seperti acara reality show di televisi atau bisa jadi hal itu memberi kode untuk kelanjutan sekuel Persepsi berikutnya.

Penonton diajak kembali berpikir ulang sampai akhir. Apakah semua rangkaian peristiwa yang terjadi itu memang benar nyata atau persepsi belaka? Sesuai judul filmnya, penonton lah yang menentukan seperti apa jalan akhir cerita yang dikehendakinya. Penonton dituntut untuk memaknai apa yang mereka tonton dan rasakan.

Para pemeran dalam Film Persepsi (tangkapan layar Bioskop Online)
Para pemeran dalam Film Persepsi (tangkapan layar Bioskop Online)

Hidup kita bisa berubah saat persepsi kita ubah. TETAP BERPIKIR POSITIF!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun