Lebih lanjut, penampilan para pemeran patut diapresiasi. Terutama, sosok Lingga yang diperankan Irwansyah. Akting aktor ini memukau dan membuat emosi penonton terombang-ambing dengan jiwa arogansinya.
Tak hanya ide cerita dan akting pemeran, tata kamera juga unik karena mengambil sudut pandang masing-masing tokoh. Kamera berupaya mengikuti gerakan kepala masing-masing pemeran. Beberapa adegan juga terlihat bahwa point of view kamera diibaratkan seperti para pemeran sedang melakukan vlogging atau bermain games. Penonton seolah diajak merasakan seperti apa yang mereka lakukan. Sungguh gaya tutur kamera yang bisa diapresiasi!
Adegan demi adegan dipenuhi jump scare. Kisah masa lalu tentang pembunuhan sadis akan membawa penonton untuk melihat kucuran darah dan potongan tubuh manusia di tempat tak terduga. Beberapa adegan digarap sutradara Renaldo Samsara untuk membuat detak jantung berdebar. Oleh sebab itu, debutnya dalam Film Persepsi cocok ditonton saat malam Jumat tiba.
Latar rumah angker turut mendukung suasana tegang. Setiap bagian rumah juga didesain dengan kemewahan yang simpel tapi canggih. Misal, pintunya yang tertutup otomatis.
Pemilihan beberapa bagian rumah sudah pas dimanfaatkan dalam adegan penemuan mayat, seperti kolam renang dan dapur. Tapi, eksekusi masih kurang. Kolam dan tempat pemanggangan kue seperti oven tak mampu menampilkan efek kejut yang menyeramkan. Misterinya pun terasa agak nanggung.
Durasi film yang hanya 52 menit pun berpengaruh pada pengembangan cerita. Setiap pemeran yang berada di rumah itu punya persepsi dan penilaian sendiri terhadap dirinya. Namun, apa yang dilihat belum tentu orang lain melihat seperti apa yang kita lihat. Â Â Â
Beberapa adegan terkesan diuber waktu dalam hitungan jam dan hari. Contoh, saat para pemeran mabuk lalu tidur. Tiba-tiba mereka bangun lagi karena mulai merasakan keanehan didalam kamar. Apa secepat itu orang mabuk bisa kembali sadar? Adegan seperti ini terlihat tak berpengaruh dalam cerita.
Begitu juga saat arwah tampil menyamar jadi sosok para pemeran didalam rumah. Back story dari kasus pembunuhan makin mengurai kerumitan karena seolah tak ada penyelesaian dalam konflik yang dibentuk. Flashback pun disuguhkan dalam dialog berbahasa inggris yang terdengar asing ditelinga penonton.
Plot twist! Cerita tampak membingungkan saat pertengahan film sampai akhir. Semua adegan terlihat tak bermakna sebab pemangkasan durasi yang semula terhitung sampai 90 menit. Perspektif film yang berpindah tentu menyulitkan penyuntingan gambar sehingga penonton akan gagal paham atas ancaman apa yang dialami tiap pemeran. Teror antar masa lalu dan masa kini menjadi kacau dan berantakan untuk dinikmati.
Keseluruhan film makin sulit diterima oleh beberapa penonton, mengingat selebritis lain seperti Samuel Rizal, Acha Septriasa, Nirina Zubir, dan lain-lain muncul sebagai cameo diakhir film. Mereka memantapkan persepsi bahwa semua yang terjadi hanyalah sebuah gimmick seperti acara reality show di televisi atau bisa jadi hal itu memberi kode untuk kelanjutan sekuel Persepsi berikutnya.