Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film "Kemarin" yang Penuh Kenangan dari Seventeen

12 Desember 2020   12:34 Diperbarui: 13 Desember 2020   02:00 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin dunia terlihat sangat indah
Dan denganmu merasakan ini semua
Melewati hitam putih hidup ini
Bersamamu
Bersamamu . . .

Lagu "Kemarin" yang dipopulerkan oleh grup band, Seventeen sudah tercipta sejak akhir tahun 2016. Herman Sikumbang menciptakan lagu ini tanpa tedeng aling-aling. Lagu ini sempat dianggap sebagai lagu kematian oleh sang vokalis. Anggapan itu terbukti seiring waktu yang berputar dinamis.

Kita mungkin tidak bisa menyimpulkan bahwa lagu itu bagian dari doa. Biasanya, lagu hanya dianggap sebagai bentuk hiburan dari lirik dan nada yang dinyanyikan. Bila memang ada kesamaan, itu hanya takdir yang memang tak bisa dipisahkan dari kehidupan.

Lagu "Kemarin" kembali menggema didalam studio bioskop sejak 3 Desember 2020. Lagu ini mengiringi film dokumenter yang bercerita tentang perjalanan karier grup band Seventeen. Tentu masih banyak hal yang belum Kompasianer ketahui tentang awal mula hingga akhir dari kisah nyata Seventeen pada industri musik di Indonesia.

"Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang akan menentukan" Penayangan film sempat ditunda 3x. Rencana awal, film akan rilis pada Desember 2019. Berhubung pandemi Corona mulai ramai diperbincangkan, jadwal tayang mundur sampai 23 April 2020. Namun, tutupnya bioskop membuat film "Kemarin" dijadwalkan pada Agustus dan akhirnya baru terealisasi jelang akhir tahun ini.

Begitu banyak fakta menarik yang disambung dalam rangkaian visual dan audio menyentuh. Proses pembentukan untuk menjadi sebuah grup band terlihat berliku. Mulai dari pergantian vokalis sampai audisi.

Era genre musik pop melayu yang begitu kuat saat itu membuat Seventeen cukup tangguh dengan hadir mengusung genre pop rock yang berbeda. Hingga singel "Selalu Mengalah" laris di pasaran.

Sobekan tiket bioskop di depan poster film
Sobekan tiket bioskop di depan poster film
Namun, rasanya aku belum menemukan asal usul nama Seventeen dari awal visual. Penghargaan-penghargaan yang didapat oleh Seventeen pun sepertinya luput direkam. Entah aku yang memang masuk bioskop terlambat karena harus check in 2x sebelum nonton atau aku terlewat momen tersebut. Apalagi film yang diputar itu sempat terhenti sejenak karena trouble yang terjadi di gedung bioskop. Beberapa visual dalam film "Kemarin" yang tidak perlu juga tampak diulang memenuhi durasi.

Untungnya momen pertemuan dan perpisahan antar personil Seventeen terungkap dalam Film "Kemarin". Sebagai sutradara, Upie Guava membuat film dokumenter ini bernuansa gelap. Tapi, konsep from zero to hero yang diusung sebagai bentuk perjalanan Seventeen cukup mengena dan natural. Ibaratnya "Semua bisa satu rasa, senangnya bareng dan susahnya dihadapi bersama"

Rumah produksi Mahakarya Pictures pun sangat cerdas menangkap momen dalam perilisan film ini. Bulan Desember yang kelabu tentu masih mengingatkan kita semua akan tragedi Tsunami Selat Sunda pada dua tahun lalu. Tepat 22 Desember 2018, Pantai Tanjung Lesung jadi saksi bisu peristiwa gelombang pasang dahsyat tersebut.

Tragedi Tsunami di Provinsi Banten itu telah merenggut nyawa semua personil Seventeen, hanya Ifan sebagai vokalis yang masih bertahan sampai sekarang.

Ada 6 korban dari Seventeen dan tim yang terseret gelombang pasang tersebut, termasuk istri Ifan yang setia menemaninya. Mereka ialah M. Awal Purbani (Bani - bassis), Herman Sikumbang (Herman - gitaris), Windu Andi Darmawan (Andi - drummer), Oki Wijaya (road manager), Ujang (kru), dan Dylan Sahara (istri dari Ifan).

Penonton film "Kemarin" bisa menyaksikan saat letusan anak Gunung Krakatau sampai ombak di pantai Tanjung Lesung meluluhlantakkan panggung ketika Seventeen beraksi di atasnya.

Efek visual mampu reka ulang dramatisasi musibah itu. Rangkaian footage lain dari Film "Kemarin" juga diambil dari dokumentasi suasana rekaman, pertemuan untuk kontrak kerja, saat naik panggung, promosi album, sampai kehidupan religi dan aktivitas sehari-hari yang diungkap oleh keluarga terdekat.

Testimoni orang-orang terdekat berulang kali tersaji. Ada senyum dan air mata yang terpancar dari raut mereka saat harus bercerita tentang masa-masa yang telah dilalui. Istimewanya, Bapak Wishnutama Kusubandio selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (MenParEkraf) juga memberi opini-opini yang membuat film "Kemarin" semakin berisi.

Film "Kemarin" coba mengetuk emosi penonton supaya ikut merasakan kedekatan dan kehilangan. Dari semua adegan yang diabadikan, adegan yang menguras air mata itu saat Ifan bertemu dengan orang tua teman-temannya yang menjadi korban. Disitu terlihat sekali tangisan orang tua yang kehilangan anaknya yang masih muda.

Adegan yang juga mengandung bawang yaitu saat momen lebaran 2019, Ifan melihat linimasa Instagram. Ada konten foto dari masing-masing keluarga yang harus merayakan lebaran tanpa sosok imam atau pemimpin dalam keluarganya. Bersiaplah matamu untuk berkaca-kaca!

Film "Kemarin" cocok ditonton bagi para anak band yang punya rencana untuk meniti karier pada jalur musik.

Sementara bagi para Kawan Seventeen, film "Kemarin" akan menjadi kenangan yang kembali menggugah rasa walau tersisa duka didalamnya. Dari film "Kemarin" penonton diajak untuk meresapi dan menghargai waktu bersama orang-orang yang disayangi.

Terima kasih Seventeen karena telah memberi warna untuk blantika musik Indonesia. Yuk, ke bioskop dan saksikan film "Kemarin" sambil mengenang karya-karya mereka.

Di akhir tulisan ini, aku juga ingin mengingatkan supaya kita bisa berdoa untuk semua korban tsunami Tanjung Lesung semoga dilapangkan kuburnya.

Kutipan Film/Foto: mahakarya pictures-teks olah pribadi
Kutipan Film/Foto: mahakarya pictures-teks olah pribadi

Aku selalu mengingatmu
Doakanmu setiap malamku
Semoga tenang kau di sana
Selamanya ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun